Pattaya (ANTARA News/AFP) - Para demonstran Thailand mengepung lokasi penyelenggaraan KTT Asia, Jumat, sehingga bentrok dengan petugas keamanan dan membuat tuntutan mereka melengserkan Perdana Menteri Thailand mendapat perhatian internasional.

Sekurang-kurangnya 2.000 orang penentang PM Thailand Abhisit Vejjajiva mengepung hotel tepi pantai yang dijaga ketat tentara dan polisi anti huru hara dimana para pemempin sepuluh negara ASEAN dan enam negara lain diantaranya China dan Jepang akan bertemu.

Para demonstran berbaju merah yang loyal pada eks PM tersingkir Thaksin Shinawatra menembus beberapa pos penjagaan keamanan untuk mendekati lokasi KTT dan kemudian mendobrak pagar pengaman, lalu bentrok dengan sekitar 500 tentara yang berhasil memukul balik mereka.

Pelanggaran barikade keamanan ini justru terjadi di tengah jaminan berulangkali dari pemerintahan Abhisit yang baru berumur empat bulan bahwa mereka tidak akan membiarkan konflik politik dalam negeri di negara kerajaan ini mengganggu KTT Asia.

"Hari ini kami tidak datang untuk menghentikan pertemuan (KTT). Kami datang untuk bergabung dalam pertemuan guna mewakili rakyat Thai karena Abhisit tidak bisa mempertanggungjawabkan hak-hak kami," kata ketua demonstran Arismun Pongreungrong kepada AFP.

Polisi kemudian mengawal Arismun beserta satu delegasi perwakilan demonstran ke sebuah gedung setelah mereka mengancam akan memaksa masuk untuk menyerahkan satu surat yang ditujukan kepada pertemuan tahunan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

"Kami ingin memberi tahu para pemimpin ASEAN bahwa pemerintahan ini tidak sah. Mereka membentuk pemerintahan ini karena tentara menyokong mereka dengan mengancam para politisi sehingga mereka beralih dukungan," kata Arismun.

Polisi sendiri berikrar untuk menggunakan segala cara guna menertibkan pintu masuk, tetapi kenyataannya tidak ada isyarat bahwa mereka akan membubarkan kumpulan demonstran itu karena khawatir terulangnya kekerasan politik Oktober lalu di Bangkok yang menewaskan dua orang.

Depui PM Suthep Thaugsuban menemui para demonstran sebelum menjamin KTT akan berjalan sesuai rencana setelah berulangkali ditunda dan dipindahkan ke berbagai kota karena gentingnya perpolitikan Thailand.

"Kami menggunakan standard internasional bagi perlindungan keamanan 16 pemimpin (negara). Mereka semua aman," kata Suthep.

Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan menyatakan para pemimpin Asia yang hadir di sini telah mengungkapkan kekhawatiran mereka, namun mereka mendesak Thailand untuk tidak menekan demonstran.

"Tentunya ada satu level kekhawatiran, tetapi seperti telah saya katakan, itu adalah bagian dari demokrasi," katanya kepada wartawan.

Para demonstran melancarkan unjuk rasa massal baru di Bangkok Rabu lalu untuk menekan Abhisit agar mundur seraya menuduh sang PM naik berkuasa secara tidak demokratis melalui keputusan mahkamah yang juga telah menyingkirkan sekutu Thaksin Desember lalu.

Dengan jumlah massa mendekati 100 ribu baru-baru ini di minggu ini, para pengemudi taksi telah menutup satu pintu masuk kunci ke kota Bangkok selama hampir dua hari sehingga mengundang umpatan panjang.

Pada mulanya, suasana menjelang KTT ASEAN dan Ena negara ini cukup menyenangkan, di mana para demonstran datang dengan mengendarai truk dan sepeda motor sambil meneriakan "Abhisit Keluar" dan membunyikan kaki-kakian plastik yang menjadi trademark gerakan mereka.

Namun saat hari berangsur gelap, para demonstran maju mendekati pintu kaca hotel sehingga memaksa tentara berpakaian kamuflase mendorong balik mereka dengan tameng anti huru hara, dan kemudian mengambil posisi siaga dalam hotel, demikian kesaksian wartawan AFP.

Pertemuan Pattaya yang akan dihadiri 10 pemimpin ASEAN plus China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan Selandia Baru akan memokuskan perhatian pada bagaimana mencari cara memerangi krisis keuangan global.

Abhisit yang kelahiran Inggris itu telah berulangkali menolak seruan mundur dan pemerintahnya malah memperteguh sikapnya dengan menyatakan akan menangkapi para pemimpin demonstran anti pemerintah itu.

Musuhnya, Thaksin, yang milyuner populis dan masih memiliki para pendukung loyal dari kaum miskin Thailand yang rata-rata terasingkan oleh elite Bangkok, digulingkan dari kekuasaan melalui kudeta militer pada 2006.

Dengan hidup di pengasingan demi menghindari hukuman penjara dua tahun karena kasus korupsi, Thaksin memberikan semangat kepada demonstran lewat pesan-pesan via videolink.

Para pelaku bisnis, profesional dan pendukung Thaksin lainnya ramai-ramai mengenakan busana serba merah bergabung dalam unjuk rasa Jumat ini.

Naris Hualprapai, mantan pegawai biro perjalanan berusia 44 tahun di Pattaya, mengaku geram atas penutupan Bandara Bangkok tahun lalu yang adalah bagian dari demonstrasi yang akhirnya melengserkan pemerintahan sekutu Thaksin.

"Saya kehilangan pekerjaan tahun lalu setelah mereka menutup bandara. Itu dampak langsung perbuatan mereka terhadap keluarga saya," akunya kepada AFP ditemani istrinya yang mengenakan seragam belang merah hitam ala AC Milan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009