Beijing (ANTARA News) - China akan mengirim tim yang terdiri atas sejumlah pejabat pemerintahan ke Indonesia untuk membahas penyelesaian masalah yang terjadi antara Merpati Nusantara Airlines (MNA) dan Xi`an Aircraft Industry Co Ltd (XAC).

"China pada minggu depan akan mengirimkan tim ke Indonesia untuk menyelesaikan masalah diantara kedua perusahaan penerbangan asal Indonesia dan China tersebut," kata Dubes RI untuk China Sudrajat, di Beijing, Minggu.

Dubes Sudrajat menurut rencana juga akan ke Jakarta untuk mendampingi tim dari China yang terdiri atas sejumlah pejabat tinggi dari Kementrian Perdagangan China (MOFCOM) dan instansi lainnya.

Dikatakan, tim dari China tersebut selama di Jakarta akan bertemu dengan tim dari Departemen Perdagangan (Depdag) dan departemen lain yang khusus telah dibentuk untuk mempercepat penyelesaian kasus tersebut.

Kunjungan itu dinilai sangat penting dan strategis dalam upaya kebersamaan kedua negara untuk menyelesaikan masalah dengan baik dan saling menguntungkan kedua belah pihak.

"Nantinya tim dari Indonesia juga akan datang ke China untuk tujuan serupa yang waktunya belum bisa diputuskan hari ini. Nanti akan saya beritahukan," kata Sudrajat.

Untuk mematangkan rencana keberangkatan tim dari China tersebut ke Indonesia, pihaknya Senin (6/4) telah mengunjungi perusahaan penerbangan China di Xi`an, provinsi Shaanxi, bertemu dengan para petinggi untuk membicarakan berbagai agenda.

"Pembicaraan saat itu berlangsung sangat positif dan pihak China juga menginginkan agar masalah ini bisa segera diselesaikan yang saling menguntungkan kedua negara," katanya.

Dikatakan pula kunjungan dirinya ke Xi`an dan tim China ke Indonesia dalam upaya untuk menindaklanjuti hasil pertemuan antara Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati yang pada 19 Maret 2009 melakukan pertemuan dengan Wakil PM China Li Keqiang, yang antara lain membicarakan solusi masalah MNA dengan XAC.

Sudrajat mengatakan, dalam pembicaraan antara Sri Mulyani dengan Li Keqiang tersebut telah disepakati bahwa penyelesaian ini telah ditingkatkan oleh G to G dan tidak lagi dilakukan oleh antar perusahaan.

Dalam pembicaraan di Xi`an, kata Sudrajat, kedua belah pihak yakni Indonesia dan China telah sepakat untuk melakukan negosiasi ulang terkait rencana pembelian atau sewa pesawat produksi XAC oleh MNA.

"Semangat kebersamaan antara kedua belah pihak dikedepankan dalam upaya penyelesaian masalah ini. Sehingga kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan," katanya.

Sejumlah negosiasi yang akan ditata ulang antara lain menyangkut jumlah pemesanan, harga, serta berapa lama pinjaman yang akan disepakati oleh kedua belah pihak.

"Pembicaraan konstruktif dan saling pengertian tadi telah kita lakukan dan kedua belah pihak sepakat bahwa masalah ini agar bisa segera diselesaikan secara bersama dengan semangat kebersamaan," kata Sudrajat.

Hubungan ekonomi kedua negara sempat "memanas" sehubungan adanya kisruh pengadaan 15 pesawat buatan Xian Aircraft Industry Company Ltd seharga 15 juta dolar AS atau Rp180 miliar.

Pesawat ini direncanakan melayani rute Indonesia Timur dengan cara sewa. Dua dari 15 pesawat yang dipesan telah didatangkan, namun belakangan Merpati mengurangi jumlah pesanan karena harga jual Xian dinilai terlalu mahal.

Perusahaan China itu menolak permintaan Merpati karena sudah terikat kontrak. Buntutnya, XAC menggugat perusahaan pelat merah itu sebesar Rp1 triliun.

Akibat kisruh Merpati-XAC, kucuran kredit pemerintah China untuk proyek pembangkit listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) disebut-sebut bakal tersendat.

Terkait dengan adanya "ancaman" dari pemerintah China yang tidak lagi akan mengucurkan kredit untuk proyek pembangkit listrik PLN, Sudrajat menegaskan bahwa hal itu tidak berdasar sama sekali dan tidak ada kaitannya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009