Bangkok (ANTARA News)- Polisi Thailand pada hari Minggu menangkap seorang mantan penyanyi pop yang memimpin protes-protes anti pemerintah menyerbu tempat KTT Asia di Pattaya yang menyebabkan pertemuan itu dibatalkan.

Penangkapan itu dilakukan sementara PM Abhisit Vejjajiva berikrar akan melakukan tindakan hukum terhadap para pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang menyerbu tempat pertemuan di daerah wisata pantai Pattaya.

Pasukan keamanan menyingkir ketika para pengunjuk rasa yang mengenakan baju merah menyerbu masuk ke tempat pertemuan itu, Sabtu, yang memaksa pihak berwenang mengevakuasi para pemimpin asing dengan helikopter dari atap hotel itu.

"Polisi menangkap Arisman Pongreungrong di rumahnya (di Bangkok) atas tuduhan menghasut para pemrotes untuk menculik perdana menteri dan menimbulkan kerusuhan di negara itu," kata seorang jurubicara polisi.

Arisman berdiri diatas sebuah truk dekat KTT itu menghasut ribuan pengunjuk rasa yang melempari pintu-pintu kaca dan datang hanya beberapa meter ke dekat pemimpin Asia ketika mereka sedang menghadiri santap siang.

KTT itu diselenggarakan untuk membicarakan krisis keuangan global dan peluncuran roket Korea Utara , dan Abhisit berharap akan menunjukkan bahwa Thailand pulih dari konflik politik bertahun-tahun yang sering rusuh.

Tetapi malahan terjadi kegagalan yang menimbulkan masalah-masalah bagi Thailand di panggung internasional untuk pertama kali sejak para pemrotes menduduki dua bandara Bangkok akhir tahun lalu, yang mentelantarkan ratusan ribu penumpang pesawat.

"Saya berjanji dalam tiga sampai empat hari akan ada tindakan hukum terhadap para pemrotes, kata Abhisit dalam pernyataan di televisi Ahad pagi.

Ia mengatakan ia telah bertemu dengan para pejabat militer untuk membicarakan kegagalan keamanan itu.

Para pemimpin asing menyatakan terkejut atas gangguan pada KTT yang dihadiri 10 negara anggota ASEAN, China, Jepang , Korea Selatan, India, Australia dan Selandia Baru.

"Ini mengecewakan semua kepala pemerintahan," kata PM Australia Kevin Rudd setelah pesawatnya berputar arah beberapa jam sebelum ia menurut rencana tiba di Pattaya.

"Sudah tentu , ada masalah-masalah penting dalam politik dalam negeri Thailand sekarang," katanya dan menambahkan pertemuan itu akan dibuka kembali untuk membicarakan " masalah penting" mengenai ekonomi kawasan.

Para pendukung Thaksin berikrar akan meneruskan unjuk rasa mereka sampai Abhisit kelahiran inggris itu , yang berkuasa Desember tahun lalu mundur dan menyelenggarakan pemilu dini.

Polisi mengatakan sekitar 2.000 pendukung Thaksin, Minggu melakukan unjukrasa di kantor perdana menteri itu dekat Bangkok , di mana para pemrotes melakukan aksi lebih dari dua pekan , walaupun jumlah mereka menurun karena tahun baru Thailand , Senin.

Suratkabar-suratkabar lokal mengecam penanganan Abhisit terhadap protes-protes itu dan mengatakan citra internasional negara itu telah "rusak."

"Kemarin adalah satu hari yang sangat memalukan bagi negara kita," kata suratkabar Bangkok Post dalam berita di halaman depan , dna menambahkan pemerintah Abhisit "salah karena tidak becus menangani situasi di Bangkok dan Pattaya.

Akan tetapi Abhisit menolak desakan mundur dan mendesak rakyat Thailand bersabar sementara beberapa tindakan akan dilakukan untuk memulihkan situasi, dan ia tidak menyebut tindakan itu.

"Kami tahu bahwa rakyat mengharapkan pemerintah menegakkan hukum dan ketertiban dan kami akan melaksanakan tugas kami, karena jika pemerintah tidak dapat bekerja , rakyat tidak akan mempercayai," katanya.

Para lawannya mengatakan Abhisit adalah kaki tangan militer dan ia berhasil berkuasa dengan cara yang tidak demokratis setelah satu keputusan pengadilan yang memaksa sekutu-sekutu politik Thaksin melepaskan kekuasaan pemerintah Desember tahun lalu.

Thailand dilanda konflik politik sejak kudeta tidak berdarah dilakukan militer September 2006 yang menggulingkan Thaksin. Ia tetap mendapat dukungan kuat dari kalangan penduduk miskin tetapi dibenci oleh elit di istana, militer dan birokrasi.

Thaksin tetap tinggal di luar negeri untuk menghindari hukuman dua tahun penjara karena korupsi.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009