Lagos (ANTARA News/Reuters) - Sejumlah orang bersenjata menyerang personel angkatan laut Nigeria yang menjaga fasilitas minyak Royal Dutch Shell di Delta Niger, Senin, menewaskan satu pelaut dan mencuri empat kapal cepat milik perusahaan itu, kata militer.

Serangan terhadap rumah kapal angkatan laut itu, yang terjadi di Nembe, negara bagian Bayelsa, pada Senin dinihari, tampaknya merupakan pembalasan atas penenggelaman empat kapal cepat kelompok militan pada akhir pekan oleh angkatan laut Nigeria, kata jurubicara militer Kolonel Rabe Abubakar.

Jurubicara Shell, Precious Okolobo, mengatakan, tidak ada kerusakan pada fasilitas minyak atau dampak pada produksi, namun ia tidak memiliki penjelasan terinci lebih lanjut dan menyerahkan penyelidikan pada pasukan keamanan.

"Serangan itu dilakukan secara bersama oleh (pemimpin-pemimpin militan) Kitikata dan Fara Dagogo," kata Abubakar.

"Malangnya dalam proses membela fasilitas itu, satu pelaut tewas, dua luka-luka ringan dan empat kapal cepat Shell dibawa oleh para penjahat," katanya.

Kelompok militan utama Nigeria MEND menyatakan tidak terlibat dalam penyerangan itu namun menyebut angka kematian yang lebih tinggi dengan mengatakan, tiga pelaut tewas, empat diculik dan dua kapal cepat angkatan laut dibawa oleh kelompok penyerang.

Delta Niger, sebuah kawasan industri gas dan minyak terbesar Afrika, dilanda serangan-serangan bom terhadap pipa saluran minyak dan penculikan pekerja minyak.

Namun, konfrontasi langsung dengan militer hampir tidak pernah terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini.

Presiden Nigeria Umaru Yar`Adua telah menawarkan amnesti kepada orang-orang bersenjata di Delta Niger jika mereka setuju meletakkan senjata, namun kelompok militan menyebut tawaran itu sebagai kata-kata belaka.

Kelompok militan utama kawasan itu, Gerakan bagi Emansipasi Delta Niger (MEND), memperingatkan pada Februari mengenai serangan-serangan terhadap perusahaan Italia, termasuk Agip, karena negara Eropa itu telah menawarkan dua kapal serang kepada militer Nigeria.

Italia menyatakan, mereka menawarkan kerja sama dan pelayanan kepada pemerintah Nigeria dalam memerangi penyelundupan narkoba dan kejahatan namun tidak ada tawaran tertentu mengenai kapal militer.

Pasukan keamanan Nigeria memukul balik serangan yang dilakukan orang-orang bersenjata terhadap terminal minyak Twon Brass milik Agip, di Bayelsa, pada akhir Februari. Produksi minyak di fasilitas itu tidak terpengaruh oleh insiden tersebut.

Kelompok MEND mengakhiri gencatan senjata pada 31 Januari setelah serangan militer terhadap salah satu kamp mereka di Delta Niger, dan memperingatkan mengenai serangan besar-besaran terhadap industri minyak.

MEND mengumumkan gencatan senjata pada September namun berulang kali mengancam akan memulai lagi serangan jika "diprovokasi" oleh militer Nigeria.

Kekerasan melanda negara Afrika tersebut dalam beberapa tahun terakhir ini.

Keadaan tidak aman di Delta Niger, daerah penghasil minyak Nigeria, telah membuat produksi minyak Nigeria berkurang hingga seperlima sejak awal 2006.

Pada pertengahan Oktober, sejumlah orang bersenjata yang menggunakan perahu-perahu motor cepat menyerang kapal-kapal angkatan laut yang menjaga sejumlah terminal utama ekspor gas alam cair dan minyak mentah di Pulau Bonny.

Pasukan berhasil memukul mundur kelompok penyerang itu dan membunuh beberapa orang bersenjata setelah dua kapal cepat mereka ditenggelamkan, kata militer.

Keamanan di Delta Niger memburuk secara dramatis pada awal 2006 ketika militan, yang menyatakan berjuang untuk mencapai kendali lokal lebih besar atas kekayaan minyak di wilayah yang berpenduduk miskin itu, mulai meledakkan pipa-pipa minyak dan menculik pekerja asing.

Kelompok gerilya MEND pada 14 Januari mengancam akan mengakhiri gencatan senjata dengan menyerang militer setelah seorang pemimpin geng tewas dibunuh oleh pasukan sehari sebelumnya.

MEND mengumumkan gencatan senjata pada 21 September tahun lalu setelah serangan-serangan sepekan terhadap fasilitas industri minyak setelah peluncuran "perang minyak" yang dimaksudkan untuk membalas serangan militer terhadap posisi-posisi mereka.

Geng-geng kriminal juga memanfaatkan keadaan kacau dalam penegakan hukum dan ketertiban di wilayah itu. Lebih dari 200 warga asing diculik di kawasan delta tersebut dalam dua tahun terakhir. Hampir semuanya dari orang-orang itu dibebaskan tanpa cedera.

Nigeria adalah produsen minyak terbesar Afrika namun posisi tersebut kemudian digantikan oleh Angola pada April, menurut Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009