Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Humas DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Mabruri mengakui banyak pandangan yang muncul di kalangan pengurus partai terkait koalisi ke depan, namun keputusannya akan ditentukan pada Musyawarah Majelis Syuro PKS pada 25-26 April di Jakarta.

"Sampai sekarang belum ada sikap resmi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai soal koalisi itu. Semua pandangan itu hanyalah wacana yang berkembang di antara pengurus dan kader partai, baik di pusat ataupun daerah," tegasnya di Jakarta, Selasa.

Ia mencontohkan berbagai wacana yang muncul dari kader dan pengurus PKS antara lain dari Yogyakarta dan Jawa Timur yang mendukung duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Hidayat Nurwahid (HNW), atau PKS Sulsel yang menginginkan duet SBY-Anis Matta (Sekjen PKS).

Kader dan pengurus PKS Jawa Barat, katanya, juga mengusulkan agar Hidayat Nurwahid segera "diorbitkan" untuk memimpin bangsa ke depan, apakah sebagai capres atau pun cawapres.

Selain itu, katanya, ada pula yang mengusulkan agar PKS ke depan mengambil peran oposisi namun di luar blok Megawati Soekarnoputri.

Bahkan, lanjut Mabruri, ada Ketua DPP PKS yang mengusulkan agar PKS membuat opsi baru dengan membentuk blok sendiri yang dimotori Golkar dan PKS.

"Itu semua belum sikap resmi partai. Itu wacana yang berkembang dan bukan sebuah perpecahan. Pendapat itu muncul karena melihat perkembangan dinamika politik yang cepat. Keputusan resmi PKS nanti tanggal 25-26 April dalam Musyawarah Majelis Syuro," tegasnya lagi.

Jadi, lanjutnya, yang menentukan sikap PKS soal koalisi itu bukan Presiden PKS Tifatul Sembiring atau Sekjen Anis Matta, tetapi diputuskan oleh 99 orang anggota Majelis Syuro PKS yang berasal dari 33 provinsi di Indonesia.

Mengenai gencarnya pertemuan yang dilakukan oleh pimpinan PKS dengan pimpinan partai lain, Mabruri juga mengakui hal itu.

"Ketua Majelis Syuro KH Hilmi Aminuddin saya dengar kemarin bertemu mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, dan sore ini (14/4) kabarnya mau bertemu dengan Prabowo Subianto (Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra)," katanya.

Menurut dia, seperti halnya partai-partai lain, PKS pun terus membuka komuniksi dengan partai lain untuk menjajaki koalisi ke depan.

"Hasil perolehan sementara suara Pemilu 9 April itu kan membuat suasana di mana semua pimpinan parpol harus menjalin komunikasi untuk berkoalisi," katanya.

Sementara itu, lanjutnya, dari hasil penghitungan yang dilakukan internal PKS berdasarkan sampel dari TPS, partai berlambang bulan sabit kembar itu mampu meraih sekitar 10-11 persen suara dan menduduki peringkat keempat perolehan suara, setelah Partai Demokrat, Partai Golkar dan PDI Perjuangan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009