Brisbane (ANTARA News) - Penayangan film fenomenal "Laskar Pelangi" (LP) yang dihadiri langsung Novelis Andrea Hirata dan aktris Cut Mini di Bioskop Darwin, Rabu siang, mendapat sambutan meriah ratusan warga Australia yang menonton.

Para penonton bahkan membeli 40 dari 50 kaset CD film LP yang dibawa Andrea Hirata.

"Tepuk tangan panjang diberikan sekitar 166 orang penonton saat saya mengajak Andrea dan Cut Mini ke atas panggung sehabis pemutaran film. Andrea menjelaskan bahwa Laskar Pelangi ini terkait dengan kisah hidupnya," kata Sekretaris II Fungsi Pensosbud Konsulat RI Darwin Arvinanto Soeriaatmadja.

Arvinanto mengatakan, kehadiran Andrea Hirata dan Cut Mini, aktris yang memerankan sosok ibu guru muslimah di film itu, di tengah para guru, siswa, mahasiswa, akademisi dan pejabat Northern Territory (NT) yang menonton tidak terlepas dari bantuan Garuda Indonesia Darwin, katanya.

"Di antara pejabat yang hadir adalah Administratur Northern Territory Tom Pauling," katanya.

Banyak pula di antara para guru dari sejumlah sekolah yang diundang, seperti "Darwin High School" dan "Middle School" (setingkat SMP dan SMA), Kormilda College, dan SMA St.John, yang membeli kaset CD film LP untuk dijadikan bahan belajar-mengajar bahasa Indonesia mereka, katanya.

Selain diputar di depan warga Australia Rabu siang, film Laskar Pelangi itu juga diputar di depan warga masyarakat Indonesia Rabu malam untuk menghibur mereka seraya menanamkan rasa cinta Tanah Air dan produk film bangsa sendiri, katanya.

Selain di Darwin, film Laskar Pelangi juga akan ditayangkan di enam kota utama Australia, yakni Brisbane, Sydney, Canberra, Adelaide, Melbourne, dan Perth pada 17-26 April.

Acara nonton bareng Laskar Pelangi itu merupakan kegiatan Pengurus Pusat Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) bekerja sama dengan cabang dan ranting PPIA se-Australia.

Film produksi 2008 yang telah ditonton lebih dari satu juta orang, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, itu diangkat dari novel pertama Andrea Hirata (2005).

Film yang mengisahkan kehidupan 10 anak keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah yang hampir dibubarkan di Pulau Belitung itu pertama kali diputar di bioskop-bioskop Tanah Air pada 25 September 2008. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009