"Nanti semua terserah Rapimnas khusus. Bisa saja calon tunggal dan bisa juga calon secara majemuk. Semua tergantung pada Rapimnas khusus karena belum diputuskan," ujarnya kepada pers di Gedung DPR Jakarta, Kamis.
Ketika ditanya bahwa di lingkungan Golkar telah beredar tujuh nama capres dan juga telah disepakati adanya survei, Agung yang kini Ketua DPR itu mengatakan bahwa semua keputusan tetap dikembalikan pada Rapimnas itu.
"Semua itu hanya bisa diselesaikan pada Rapimnas khusus berikutnya pada tanggal 23 April nanti, termasuk di dalamnya mengerucut dari banyak menjadi satu. Ini bukan pengebirian tapi memang menjadi satu," ujarnya.
Saat ditanya sejumlah nama yang akan direkomendasikan seperti Jusuf Kalla, Surya Paloh dan bahkan dirinya sendiri, Agung mengatakan bahwa itu semua masih merupakan suara-suara pribadi dan belum ada keputusannya.
Ditanya tentang nama Akbar Tandjung yang ditolak, Agung menampik hal itu. "Tidak ada nama yang ditolak. Hendaknya dipahami bahwa tidak ada keputusan apakah menolak atau menambah. Semuanya akan didengar," ujarnya.
Mengenai pencalonan organisasi Kosgoro yang mencalonkan dirinya untuk mendampingi SBY, Agung mengatakan bahwa siapapun nama kader Golkar boleh saja diajukan. Tapi tetap saja semua itu tergantung keputusan Rapimnas khusus.
Tentang jumlah nama yang akan direkomendasikan Golkar untuk disandingkan dengan SBY di pilpres, Agung mengatakan bahwa bisa saja nama itu satu saja atau beberapa orang sekaligus untuk dipilih SBY.
"Saya kira ini yang harus diputuskan dalam Rapimnas karena keputusan bukan di Golkar, tapi di tangan SBY," ujarnya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009