Jakarta (ANTARA) - Gelandang Wellington Phoenix Tim Payne menangis meminta maaf, Kamis, karena melanggar karantina COVID-19 di Australia ketika ia dalam keadaan mabuk mengendarai mobil golf di sepanjang jalan Sydney.

Payne dan penumpang di kendaraan tersebut, rekan setimnya Oliver Sail, menghadapi kemungkinan denda berat atau skorsing akibat pelarian pada Selasa dini hari itu.

"Saya sangat menyesal dan sangat malu," kata Payne kepada Radio Sport Selandia Baru sebagaimana dikutip AFP yang dipantau dari Jakarta, Kamis.

"Saya bertanggung jawab penuh atas tindakan saya dan apa yang terjadi malam itu...."

Baca juga: Pandemi COVID-19 paksa Liga Australia dihentikan

Phoenix yang berbasis di Selandia Baru diisolasi di Sydney dengan harapan mereka bisa bermain dalam A-League jika kompetisi Australia itu dilanjutkan tanpa penonton.

Namun rencana tersebut terbukti sia-sia ketika musim kompetisi dibatalkan dan kemudian tim-tim pulang pada Selasa.

Payne (26) yang juga pemain nasional Selandia Baru, mengatakan rekan setimnya minum-minum di akomodasi mereka yang terpencil di utara Sydney pada Senin malam ketika ia dan Sail memutuskan untuk mengambil dan mengendarai mobil golf.

Ia mengatakan keduanya dihentikan oleh polisi, meskipun Payne membantah laporan bahwa mereka ditangkap dan anggota masyarakat turun tangan untuk menghentikan mereka.

Laporan tersebut mengatakan bahwa mobil golf itu dihentikan sekitar lima kilometer dari akomodasi pemain dan Payne dinyatakan positif dalam tes nafas di tepi jalan.

"Jelas kesalahan ada pada saya...," katanya.

Baca juga: Pria Australia dituntut karena lelucon batuk corona pada polisi

Federasi Sepak Bola Australia mengatakan sedang menyelidiki dan menangani masalah ini sangat serius.

"Jika ditemukan pelanggaran, FFA akan dengan segera mengambil tindakan di bawah kode etik nasional FFA," kata FFA.

Wellington Phoenix membenarkan insiden yang melibatkan Payne dan Sail telah terjadi, mengatakan mereka juga sedang menyelidikinya.

Baca juga: Musim 2020 tertunda, MotoGP kini dipusingkan agenda kejar tayang
Baca juga: Tanggapan atlet dan pembesar olahraga atas penundaan Olimpiade

Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020