Jakarta (ANTARA News) - Investor tidak terpengaruh oleh pengumuman likuidasi Bank IFI oleh Bank Indonesia, Jumat pagi (17/4).

"Likuidasi Bank IFI tidak memberikan sentimen negatif, para investor telah menyadari bahwa kuatnya perekonomian, menjadikan isu bank IFI bukanlah isu yang urgent terkait perekonomian nasional. Selain itu, bank ini juga tidak tercatat di bursa," kata Analis PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, hal ini setidaknya bisa dibaca dari gerak indeks yang pada penutupan pekan ini juga menguat, menggenapkan penguatan IHSG selama sepekan.

Ia menambahkan, kemungkinan likuidasi Bank IFI justru memberikan efek positif, karena adanya tindakan tegas guna mengamputasi bank yang bisa menjadi beban di masa depan.

"Saat ini, perekonomian Indonesia boleh dibilang sebagai yang terkuat di kawasan, keamanan yang terjaga, dan potensi dalam negeri yang masih kuat, tentu menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi para investor," katanya.

IHSG, sejak dibuka pada Senin (13/4), terus mengalami reli penguatan. Bahkan pada pembukaan indeks menguat hingga 2,09 persen menjadi 1.540,403. Sedangkan penutupan perdagangan Jumat (17/4), penguatan indeks sudah melemah, indeks hanya menguat 0,6 persen menjadi 1.634,790.

Sementara itu, Bank IFI pada Jumat (17/4), akhirnya dilikuidasi oleh Bank Indonesia, setelah Bank tersebut dirawat selama tujuh tahun.

Bank IFI telah masuk dalam status pengawasan intensif Bank Indonesia pada 2002. Status pengawasan intensif kemudian berubah menjadi pengawasan khusus pada September 2008 karena permodalan Bank IFI tergerus oleh kredit bermasalah hingga rasio kecukupan modalnya dibawah yang disyaratkan BI yakni 8 persen.

Setelah enam bulan dalam perawatan khusus, Bank IFI akhirnya dicabut izinnya karena tidak memenuhi komitmen untuk menambah modalnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009