Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk rumah tangga sederhana (RTS) mampu menaikkan daya beli sekitar 6 persen dibanding RTS yang tidak menerima BLT. Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Nasional Bappenas Bambang Widianto,di Jakarta, Minggu mengatakan, kenaikan tersebut terlihat dari program BLT tahap pertama pada periode Juni-Agustus 2008 yang disalurkan kepada 18,83 juta RTS atau 99,02 persen dari seluruh RTS. "Terdapat perbedaan yang signifikan antara konsumsi RTS penerima BLT dan konsumsi RTS bukan penerima BLT. Artinya, konsumsi RTS penerima BLT meningkat 6% lebih tinggi dibandingkan dengan RTS yang tidak menerima BLT," katanya. Bahkan, lanjutnya, sebagian RTS penerima BLT naik kelas menjadi kategori RTS tidak miskin lagi. Menurut dia, dampak positif lain BLT yakni pada tingkat kesejahteraan RTS dalam hal berobat ke pelayanan medis, cakupan balita yang diimunisasi BCG dan Polio, serta penggunaaan air bersih. RTS penerima BLT, tambahnya, memiliki persentase yang lebih tinggi dalam hal berobat ke pelayanan medis, cakupan balita yang diimunisasi BCG dan Polio, serta penggunaan air bersih. "Dan, pemberian BLT tidak menyebabkan anggota RTS menjadi malas bekerja," katanya. Bambang menyatakan, penyaluran BLT yang hampir mendekati 100 persen dinilai sangat sukses mengingat banyak RTS yang tinggal di daerah terpencil dansangat sulit dijangkau. Secara keseluruhan penyaluran BLT oleh PT Pos ini sangat baik dan lancar, lanjutnya bahkan, penyaluran BLT tahun 2008 hampir tidak terjadi insiden. "Bahkan tidak terjadi sama sekali insiden yang mengakibatkan hilangnya nyawa anggota keluarga RTS," tambahnya. Menurut dia, provinsi dengan penyaluran tertinggi BLT tahap pertama adalah Jawa Tengah sebesar 99,87 persen dan yang terendah adalah Kalimantan Tengah 83,53 persen. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009