Jakarta (ANTARA News) - Rencana bergabungnya kembali (koalisi) antara Partai Golkar dan Partai Demokrat membentuk pemerintahan baru secara tidak langsung membawa sentimen positif bagi pelaku pasar untuk masuk ke lantai bursa.

"Memang ada spekulasi masuknya Golkar ke partai Demokrat memicu investor untuk memanfaatkan momen tersebut guna masuk ke bursa," kata analis BNI Securities, Muhammad Al Fatih di Jakarta, senin.

Alfatih mengatakan, dengan penguatan bursa AS dan regional, secara otomatis juga mendorong indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penguatan meski dalam kisaran sempit. Indeks BEI sempat menguat 4,11 poin menjadi 1.638,9 poin, dengan nilai transaksi Rp4 triliun lebih.

Indeks regional di kawasan Asia juga menguat antara lain Hangseng Hong Kong, Nikkei Jepang dan Kuala Lumpur. Sementara indeks di Singapura dan Manila mengalami penurunan.

Pada perdagangan Senin (20/4), saham-saham grup Bakrie yang utama mendorong kenaikan indeks antara lain saham Bumi Resources, Bakrie & Brothers, Bakrie Telecom, Bakrie Sumatera Plantation dan Bakrieland Development.

Menurut Al fatih, investor melakukan aksi beli pada portofolio saham-saham emiten yang pemiliknya bersinggungan dengan praktik politik prakris tersebut.

Saham PT Bumi Resorces Tbk (BUMI) ketika berita ini diturunkan mengalami peningkatan sebesar Rp240 menjadi Rp1.430 dari sebelumnya sebesar Rp1.190, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) naik sebesar Rp15 menjadi Rp103, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) naik Rp19 menjadi Rp162, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik sebesar Rp25 menjadi Rp162, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) naik Rp17 menjadi Rp93 dan PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) naik Rp65 menuju level Rp520.

"Orang akan melihat fundamental saham-saham grup Bakrie ketika ada peluang Golkar akan koalisi dengan Demokrat disamping sebagian saham Bakrie yang bergerak di bidang komoditas batubara terkerek akibat membaiknya harga komoditas tersebut," ujarnya.

Namun Al Fatih juga mengingatkan penguatan IHSG hari ini yang dinilai pergerakannya masih sempit dibandingkan perdagangan pekan lalu.

"Mereka sekarang mencari bursa yang resikonya lebih tinggi, awalnya mereka memang mundur dengan alasan IHSG akan jatuh lebih dalam lagi. Tetapi sekarang ini mereka yakin kalau fundamental bursa kita cukup kuat," tuturnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009