Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan harga-harga kebutuhan pokok pada Maret hingga April tahun ini relatif stabil, bahkan cenderung menurun.

Setelah rapat membahas stabilisasi harga dan inflasi di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, Presiden dalam konferensi pers mengatakan keadaan tersebut merupakan hasil kebijakan pemerintah menjaga stabilisasi harga dan daya beli masyarakat.

"Yang patut kita syukuri adalah secara umum harga bahan pokok untuk Maret-April ini menurun. Boleh dikatakan deflasi, dan bukan inflasi. Tentu keadaan ini sangat menolong saudara-saudara kita dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari," tuturnya.

Presiden merinci perkembangan harga kebutuhan pokok satu per satu, mulai dari harga beras turun.

"Yang menjadi perhatian utama adalah harga beras, baik itu beras umum maupun beras termurah, dua-duanya mengalami penurunan harga," ujarnya.

Namun, lanjut dia, penurunan harga beras tersebut masih di atas Harga Pokok Pembelian (HPP) sehingga masih berada di atas nilai tukar petani.

Demikian pula dengan harga gabah, yang menurut Presiden tetap berada di atas HPP.

"Dengan demikian para petani tidak perlu merasa resah dan akan kita kawal terus. Apalagi dengan nilai tukar petani yang makin baik berarti harga ini tidak keluar dari yang kita harapkan," ujarnya.

Berdasarkan laporan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Mustafa

Abubakar, Presiden menyampaikan stok beras dalam negeri dalam keadaan cukup sampai sampai enam bulan dengan perkiraan 1,97 juta ton.

"Januari-April kita miliki 1,4 juta ton, kalau tren ini berlanjut maka diharapkan 2009 prognosa kita mencapai 3,8 juta ton," ujarnya.

Meski terjadi keterlambatan dalam penyaluran Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin), Presiden mengatakan raskin sudah tersalurkan 20,89 persen pada triwulan pertama.

"Sekarang sudah tersalurkan 20,89 persen sedikit lebih rendah dari target penyaluran pada triwulan pertama, tapi Kabulog menyampaikan akan terus diperlancar sehingga pada akhirnya tidak akan terlambat dan pada waktunya diterima oleh mereka yang berhak menerima," tuturnya.

Presiden juga mengatakan harga daging sapi dan ayam ras juga sedikit mengalami penurunan.

Sedangkan harga minyak goreng, lanjut dia, mengalami kenaikan terbatas yang disebabkan oleh peningkatan harga di tingkat global dan pergerakan nilai tukar pada bulan-bulan sebelumnya.

Untuk menjaga harga minyak goreng di pasar dalam negeri, Presiden memastikan pemerintah akan melakukan stabilisasi harga melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan dunia usaha serta memberlakukan pajak ekspor pada waktunya.

Untuk harga gula yang juga mengalami kenaikan tertentu, Presiden menjelaskan, penyebabnya juga harga dunia yang mengalami kenaikan serta pergerakan nilai tukar.

"Sekarang ini memang bukan musim giling tebu, oleh karena itu akan kita kelola. Yang penting nilai tukar petani atau penghasilan petani tebu jangan sampai dirugikan," ujarnya.

Presiden mengatakan, harga-harga kebutuhan pokok saat ini berada pada kisaran yang pas untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus melindungi nilai tukar para petani.

Di tengah upaya mengatasi dampak krisis keuangan global dan tahun politik Pemilu 2009, Presiden Yudhoyono menjamin pemerintah terus mengelola perekonomian secara baik.

"Apa yang kita lakukan ini, saya sampaikan we`re on the right track (kita pada jalur yang benar), dan tentu akan kita lakukan semua upaya mengeluarkan kebijakan tepat, langkah-langkah responsif, dengan demikian sepanjang tahun ini, musim Pemilu ini, perekonomian kita harapkan tetap dapat dikelola dengan baik," katanya.

Meski menghadapi dampak resesi global yang menurunkan tingkat investasi dan pertumbuhan ekonomi, serta mempersempit pasar ekspor, Presiden mengatakan pemerintah dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2009 tetap positif.

Berdasarkan analisis pemerintah dan Badan Pusat Statistik (BPS), Presiden meyakini pertumbuhan untuk kuartal I 2009 tetap positif dan bisa mencapai 4,6 sampai 4,8 persen.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009