Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni akan mempertimbangkan penggunaan kembali Madinatul Hujjaj (asrama transit) di Jeddah, Arab Saudi, guna memudahkan koordinasi pengurusan jemaah haji Indonesia di tanah suci pada masa mendatang.

"Jika hal itu memungkinkan, saya lebih cenderung menggunakan Madinatul Hujjaj sebagai asrama transit kedatangan dan pemulangan jemaah haji Indonesia," kata Maftuh Basyuni, usai melakukan lawatan ke Arab Saudi dan Iran, di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, pihaknya telah minta kontraktor BUMN dari tanah air, PT Waskita Karya, untuk membenahi asrama tersebut yang tak digunakan lagi sejak 2005.

Secara fisik, bangunan Madinatul Hujjaj tak terlalu buruk. Bangunan tersebut terletak di tengah kota Jeddah dan dapat menampung sekitar 20 ribu jemaah.

Jika bangunan tersebut digunakan, menurut dia, akan lebih efisien dalam menata lalu lintas kedatangan dan pemulangan jemaah haji Indonesia dari dan ke tanah air.

Empat tahun terakhir Madinatul Hujjaj tak digunakan. Bangunan itu hanya dimanfaatkan untuk menempatkan sejumlah kendaraan operasional haji dan bagasi barang oleh Maskapai Penerbangan Garuda. Selama empat tahun pula, untuk transit jemaah haji, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyewa lima hotel.

"Saya cenderung menggunakan Madinatul Hujjaj. Ya, karena lebih efisien," ujar Menag memberi alasan.

Terkait dengan beberapa gedung Daerah Kerja (Daker) dan Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) yang habis masa kontraknya di Arab Saudi, Maftuh menjelaskan, untuk kantor TUH yang selama ini tedapat di Jeddah akan dipindahkan ke Madinatul Hujjaj. Sedangkan kantor Daker Mekkah akan pindah ke kawasan Aziziah.

Sementara untuk kantor Daker Madinah, tetap berada di kawasan Markaziah seperti sekarang. "Soal kantor, sudah selesai pula," kata Menag.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009