Di Kapal NRP Corte-Real (ANTARA News/Reuters) - Perompak membajak kapal barang berbendera Belgia menyandera awaknya, yang terdiri atas tujuh orang Eropa dan tiga warga Pilipina dalam serangan di utara Seychelles, kata pejabat NATO pada Selasa.

"Sesudah panggilan minta tolong terputus, beberapa kapal mencoba menghubungi MV Pompey, tapi tak berhasil," kata perwira persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO Alexandres Fernandes.

Kelompok bersenjata Somalia menahan sebuah kapal Belgia dan 10 awaknya, termasuk tujuh orang Eropa.

Kapal Pompey dibajak pada Sabtu pagi sekitar 600 kilometer dari pantai Somalia ketika dalam perjalanan menuju Seychelles. Di kapal itu juga terdapat dua orang Belgia, empat Kroasia, satu Belanda dan tiga Pilipina.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia dan Biro Bahari Antarbangsa melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April hingga Juni tahun lalu.

Pembajakan oleh perompak Somalia menurun pada 2009 setelah angkatan laut antarbangsa mulai meronda di perairan ramai di teluk Aden.

Pada tahun lalu, perompak membuat kawasan Teluk, yang menghubungkan Eropa dengan Asia dan Timur Tengah melalui terusan Suez, menjadi tempat pelayaran paling berbahaya di dunia.

Puluhan kapal dibajak dan puluhan juta dolar Amerika Serikat dibayar sebagai tebusan bagi pembebasan sejumlah kapal.

Beberapa ahli keamanan mengatakan, meski gerakan NATO dan Eropa Bersatu untuk sementara bisa menangkal perompak dan menjamin jalur aman bagi pelayaran kapal, pembajakan membuat biaya asuransi melonjak dan tidak akan terpecahkan sebelum aturan hukum ditegakkan lagi di Somalia.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan kekacauan sejak panglima perang menggulingkan penguasa lalim Mohamed Siad Barre pada 1991.

Selain penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.

Pasukan NATO menggagalkan serangan perompak Somalia terhadap kapal minyak Norwegia dan menangkap tujuh orang bersenjata setelah memburu mereka di tengah kegelapan, kata pejabat NATO pada Minggu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009