Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Gerakan Pro SBY (GPS) Suratto Siswodiharjo mengimbau para elite politik di Indonesia agar membuktikan sikap kenegarawanan mereka ketimbang memperlihatkan sikap emosi dan ego dalam menyikapi hasil pemilu. "Usia perjalanan reformasi di negeri ini masih sangat belia dan harus terus dilanjutkan. Karenanya para elite bangsa ini seyogianya menunjukkan sifat kenegarawannya dan bukan mengedepankan ego," ujarnya disela-sela deklarasi berdirinya GPS di Jakarta, Rabu. Imbauan Suratto itu terkait dengan munculnya wacana boikot pilpres yang sempat dilontarkan sejumlah tokoh politik yang merasa kecewa dengan pelaksanaan pemilu legislatif yang diduga sarat dengan pelanggaran. Suratto mengatakan, bangsa Indonesia semestinya mencontoh kedewasaan berpolitik di negara-negara maju, dimana seusai kompetisi, pihak yang kalah segera memberi ucapan selamat kepada pemenangnya. Mengenai berbagai kelemahan saat pemilu lalu, menurut dia, hal itu merupakan kesalahan kolektif. "KPU itu kan yang memilih juga partai-partai di DPR. Peraturan pemilunya juga DPR yang merancang. Jadi tidak fair juga kalau kesalahan hanya ditimpakan pada satu fihak saja," ujarnya. Sementara itu mengenai organisasi yang dipimpinnya, Suratto menjelaskan bahwa GPS ini dibentuk sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin mendukung SBY untuk memimpin kembali bangsa ini lima tahun ke depan. GPS ini, ujarnya lagi, juga bersifat terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung. Menurut dia, GPS akan fokus menggalang segmen pemuda dan mereka-mereka yang masih belum menentukan pilihan politik atau golput. Lebih lanjut dijelaskannya bahwa jejaring GPS ini sudah siap bergerak diberbagai daerah di Indonesia, seperti Sumut, Kalteng, Jatim, Jabar, Banten dan Bali. "Padahal gagasan GPS ini baru digulirkan tiga hari yang lalu," ujarnya. Ditempat yang sama fungsionaris PKB yang juga adik Gus Dur, Lili Wahid, mengungkapkan bahwa dirinya secara spontan tertarik untuk bergabung. "Kita disini secara pribadi dan tidak ada kaitannya dengan partai," ujarnya. Hal senada juga dikemukakan anggota Fraksi Partai Golkar DPR Irsyad Sudiro. "Selama lima tahun ini kita melihat sudah banyak sisi-sisi positif pemerintahan SBY yang harus pula diapresiasi," katanya. Mengenai sikap partainya, Ia mengatakan hal itu baru akan ditentukan Kamis (23/4). "Tapi walaupun saya belum berkomunikasi dengan lainnya, pasti ada faksi-faksi di Golkar yang juga menghendaki SBY tampil kembali sebagai presiden untuk periode yang kedua," ujarnya. Dalam struktur GPS, Irsyad Sudiro dan Lili Wahid duduk sebagai Dewan Penasehat bersama sejumlah nama lainnya seperti mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Sutanto, Menhut MS Kaban.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009