Banda Aceh (ANTARA News) - Sedikitnya 1.000 perempuan dari berbagai elemen masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilatih ketrampilan berInternet oleh PT Telkom setempat terkait peringatan hari Kartini 2009.

"Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendalami teknologi bagi kaum perempuan, terutama terkait perkembangan Internet di era globalisasi sekarang, apalagi Internet kini sudah menjadi bagian dari kehidupan," kata Kepala PT Telkom NAD Zarwilis di Banda Aceh, Kamis.

Para peserta yang mengikuti kegiatan selama tiga hari itu berasal dari elemen Forsikatel, Bhayangkari, Persit, Dharma Wanita dan ibu-ibu tim penggerak PKK 23 kabupaten/kota seluruh Provinsi NAD, ujar Zarwilis yang didampingi Wakil Kepala Mochamad Ma`rufin.

Kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan memperingati hari Kartini itu diharapkan membawa pesan perubahan "habis gelap terbit terang", sehingga reformasi juga bisa terjadi di kalangan kaum perempuan Aceh, termasuk dalam bidang dunia maya (Internet).

Menurut dia, kegiatan peningkatan keterampilan Internet kaum perempuan bertema "Facebook For Mam" yang diikuti 1.000 orang itu dilaksanakan secara bertahap. Untuk tahap pertama berlangsung di Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa dan Kabupaten Aceh Barat.

Zarwilis mengatakan, kegiatan yang baru pertama sekali dilakukan itu diharapkan dapat menggugah kaum perempuan untuk mempelajari dan memahami manfaat teknologi sebagai salah satu sarana meningkatkan pengetahuan secara cepat tanpa batas.

"Kami mengharapkan dapat terjadi perubuhan signifikan di kalangan kaum perempuan dalam menguasai Internet di Aceh sehingga pesan habis gelap terbit terang dari ibu Kartini bisa terwujud dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) provinsi ini lebih baik di masa mendatang," ujarnya.

Upaya memperkenalkan teknologi Internet bagi perempuan provinsi itu merupakan salah satu program terobosan yang dilakukan perusahaan telekomunikasi di daerah ini.

"Kami berupaya membangun dan meningkatkan kualitas SDM Aceh, termasuk kaum perempuan untuk menguasai teknologi Internet. Hal ini dinilai penting bagi kecerdasan dan penguasaan teknologi secara berkeadilan tanpa membatasi laki-laki dan perempuan," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009