Pekanbaru (ANTARA News) - Seorang pasien suspect flu burung (avian influenza) bernama Solihin (32 )meninggal setelah menjalani perawatan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau.

Ketua Tim Penanggulangan Flu Burung RSUD Arifin Achmad, Azizman Saad, di Pekanbaru, Kamis, mengatakan tim dokter mencatat waktu kematian pasien pada pukul 23.30 WIB, Rabu (22/4) malam.

Jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan di Kelurahan Teluk Meranti Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

"Pasien meninggal setelah tiba-tiba mengalami sesak nafas yang parah," katanya.

Sebelumnya seorang bocah berusia dua tahun bernama Wahyu Ibnu Saputra meninggal setelah menjalani perawatan medis pada 26 Maret 2009.

Tak lama setelah kematiannya, Wahyu terbukti menderita flu burung berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan.

Menurut Azisman Saad, Solihin sempat mendapat perawatan intensif di ruang isolasi flu burung selama empat hari. Pasien sempat dirawat di Puskesmas Teluk Meranti, Pelalawan, sebelum akhirnya dirujuk RSUD pada awal pekan ini karena kondisi memburuk dengan gejala klinis terjangkit flu burung, yakni demam tinggi diikuti sesak nafas.

Kondisi korban sebelumnya sempat membaik dilihat dari suhu tubuh yang sudah normal yakni sekitar 37 derajat Celcius, meski begitu ia masih mengalami sesak nafas dengan tarikan nafas mencapai 40 kali per menit dari normalnya 20 kali per menit.

"Kematian ini benar-benar di luar perkiraan tim dokter, dan pada saat kritis pasien hanya didampingi dokter jaga," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau Mursal Amir mengatakan kematian Solihin belum bisa dipastikan akibat flu burung karena hasil uji sampel darah dan lendir pasien belum diterima dari Jakarta.

"Hasil uji sampel masih dalam pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan Depkes di Jakarta," katanya.

Menindaklanjuti kematian tersebut, ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas peternakan untuk melakukan pengawasan.

"Sesuai prosedur, jika langkah depopulasi unggas diperlukan maka akan dilakukan oleh dinas peternakan. Sedangkan, diskes bertanggung jawab pada penanganan manusianya," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009