Jakarta (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan, mampu meraup dana hingga Rp1,5 triliun dari penerbitan obligasi ke-13 tahun 2009 yang akan digunakan bagi pembiayaan kredit.

"Obligasi yang akan diterbitkan terdiri dari tiga tenor 3, 4, dan 5 tahun dengan kupon bunga akan ditentukan kemudian," kata Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di Jakarta, Kamis.

Iqbal mengatakan, obligasi ke-13 sudah mendapat peringkat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan hasil idAA (stable outlook).

"Saat ini rasio kredit yang diberikan terhadap dana masyarakat (Loan to Deposit Ratio) 101 persen, sehingga perlu mencari sumber dana lain termasuk obligasi," ujar Iqbal.

Emisi obligasi akan dilaksanakan PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities Indonesia yang dijadwalkan 19 Juni 2009, masa penawaran 22-26 Juni 2009, serta dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 1 Juni 2009, sedangkan wali amanat PT Bank Mega Tbk.

Kinerja BTN tahun 2008, laba sebelum pajak naik 13 persen mencapai Rp722 miliar, dana pihak ketiga naik 30,34 persen mencapai Rp31,4 triliun, kredit naik 43,34 persen dari Rp22,3 triliun menjadi Rp32 triliun.

Ekspansi kredit BTN tahun 2008 mencapai Rp15,5 triliun melebih target Rp10,04 triliun, meski demikian rasio kredit macet (NPL) dapat ditekan 2,66 persen lebih baik dibanding tahun 2007 2,81 persen.

Rasio keuangan penting lainnya seperti CAR, ROA, ROE, dan NIM menunjukkan BTN sebagai bank yang sehat dengan pencapaian masing-masing 16,14 persen, 1,8 persen, 19,64 persen, dan 5,08 persen.

Sebelumnya dalam menghimpun dana kredit BTN melaksanakan sekuritisasi aset yang rencananya sampai Rp500 miliar, saat ini sudah direalisasikan Rp111 miliar.

Iqbal mengharapkan, Juli dapat menuntaskan program sekuritisasi, apabila ditambah Rp1,5 triliun obligasi, dan dana pihak ketiga yang dihimpun akan tersedia pokok kredit Rp12 triliun untuk mendukung ekspansi tahun 2009.

Sementara Direktur BTN Saud Pardede, pihaknya masih mencari suku bunga yang tepat agar saat dicampur (blended) dengan sumber kredit BTN tidak membuat biaya dana (cost of fund) tinggi.

"Kami harus memperhatikan timing (waktu) yang tepat untuk melaksanakan emisi sehingga dana yang didapat benar-benar menguntungkan bagi investor dan BTN sendiri," ujarnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009