Wellington (ANTARA News/AFP) - Sepuluh mahasiswa Selandia Baru yang baru-baru ini berkunjung ke Mexico "tampaknya" terserang flu babi, kata Menteri Kesehatan Selandia Baru Tony Ryall, Ahad.

"Para pejabat Kementerian Kesehatan menyatakan kepada saya tak ada jaminan semua mahasiswa ini terserang influensa babi, tapi mereka memandangnya mungkin," kata menteri tersebut.

Kesepuluh mahasiswa itu termasuk di antara satu kelompok yang terdiri atas tiga dosen dan 22 mahasiswa senior dari Rangitoto College di Auckland, yang pulang Sabtu, setelah kunjungan tiga pekan ke Mexico.

Flu babi telah menyebar di Mexico, dan dikhawatirkan telah menewaskan lebih dari 80 orang, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan mengenai "potensi wabah".

Sementara itu pemerintah di seluruh dunia Ahad bergegas memeriksa kemungkinan penyebaran jenis baru flu babi, yang telah menyebar ke Amerika Serikat.

Rakyat Mexico memilih berdiam di dalam rumah mereka pada akhir pekan, sedangkan rumah sakit di Amerika Serikat melacak gejala flu dan negara lain melakukan pemeriksaan kesehatan di berbagai bandar udara.

Penyebaran flu tersebut, yang diumumkan Jumat (24/4), telah berkembang jadi monster yang memusingkan bagi Mexico, yang sudah dililit perang narkotika dan kemerosotan ekonomi, serta dengan cepat menjadi tempat keberadaan salah satu ketakutan terbesar kesehatan global dalam bertahun-tahun.

Sektor pedagang kecil dan pariwisata Mexico dapat mengalami pukulan keras akibat krisis tersebut dan wabah baru akan menjadi pukulan besar bagi ekonomi dunia yang sudah terperosok ke dalam ekonomi paling buruk dalam beberapa dasawarsa oleh krisis di pasar keuangan.

WHO mengumumkan flu tersebut sebagai "peristiwa keprihatinan internasional di bidang kesehatan masyarakat". Direktur Jenderal WHO Dr. Margaret Chan mendesak dilakukannya pengawasan lebih besar di seluruh dunia bagi setiap wabah penyakit mirip influensa yang tidak biasa.

"Kami terus memantau dari menit ke menit perkembangan masalah ini di seluruh negeri ini," kata kata Presiden Felipe Calderon saat para pejabat kesehatan menghitung kasus dugaan infeksi di enam negara bagian dari perbatasan utara sampai selatan negara tropis tersebut.

Rangkaian baru flu itu, kombinasi virus flu babi, unggas dan manusia, menimbulkan resiko terbesar mengenai wabah berskala besar sejak flu unggas menyebar pada 1997, sehingga menewaskan beberapa ratus orang.

Wabah flu "Hong Kong" 1968 menewaskan sebanyak 1 juta orang di seluruh dunia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009