Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China berharap keputusannya melarang impor babi dan dagingnya dari negara yang sedang terserang flu babi agar dimengerti oleh negara bersangkutan.

"Kami berharap agar larangan impor babi bisa dipahami oleh negara yang sekarang ini sedang terjangkit flu babi," kata Juru bicara Kementrian Luar Negeri China Jiang Yu dalam keterangan pers berkala, di Beijing, Selasa.

Pemerintah China mulai awal pekan ini melarang impor babi dan daging babi serta produk-produknya dari Meksiko dan negara bagian di Amerika Serikat seperti Texas, Kansas, dan California sebagai upaya menghindari meluasnya flu babi.

Menurutnya, larangan tersebut semata-mata untuk melindungi agar wabah mematikan itu tidak menyebar ke China disamping sebagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan pemerintah setempat untuk melindungi masyarakatnya.

Untuk mencegah kemungkinan masuknya babi atau daging impor dari negara yang sedang terjangkit flu babi, tambahnya, Administrasi Umum Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina (GAQSIQ) China telah berkoordinasi dengan Kementrian Pertanian dan Kementrian Perdagangan.

Dirinya mengatakan pula, sekalipun saat ini belum diketahui ada warga China yang tertular flu babi tapi tidak menutup kemungkinan wabah itu menyerang China.

"China akan terus memantau secara ketat penyebaran flu babi tersebut, antara lain dengan melarang impor babi dan produknya dari negara yang terkena penyakit," katanya.

China, katanya, saat ini juga telah melakukan kerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Amerika Serikat dan Meksiko untuk saling tukar informasi terkini mengenai penyakit itu.

Meskipun belum terdeteksi ada penyebaran flu babi di China daratan, Kementrian Kesehatan (MOH) telah membentuk sebuah tim untuk berkoordinasi dengan Kementrian Pertanian dan GAQSIQ memonitor situasi serta melakukan tindakan darurat.

Harian China Daily melaporkan, China mengimpor ribuan ton daging babi dari Uni Eropa dan Amerika Serikat, dan dalam kenyatan impor 10.500 ton selama Januari, tapi tidak diketahui apakah Meksiko salah satu pemasoknya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009