Surabaya (ANTARA News) - Bisnis waralaba atau franchise berjaya di tengah krisis ekonomi global saat ini, karena gejolak di dunia perbankan dan pasar modal justru mendorong investor beralih ke bisnis riil seperti waralaba

"Sekarang, daya beli pasar memang menurun, tetapi pengaruhnya kecil. Kami optimistis waralaba tetap tumbuh, meskipun sedikit melambat dari segi omzet," kata Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar di Surabaya, Jumat.

Pria penuh semangat ini menerangkan, kini bisnis makanan tetap menjadi favorit, karena sektor ini merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

Kelompok waralaba makanan mendominasi hingga 50 persen dan untuk mempertahankan pembeli, pebisnis waralaba rajin menawarkan program mulai dari diskon hingga "buy one get one free" (beli satu gratis satu).

"Ada pula yang membuat paket hemat, paket ekonomi, dan banyak lagi yang penting bisa menarik konsumen," katanya.

Pada 2007 omzet bisnis ini mencapai Rp81 triliun, kemudian naik pada 2008 sekitar 10-15 persen, dan tahun ini diharapkan tumbuh lagi minimal 5 persen.

"Meski target pertumbuhan tahun ini kecil, kami yakin dapat mencapainya," katanya.

Saat ini ada sekitar 100 franchise lokal dan 260 milik asing, tetapi di seluruh Indonesia terdapat lebih dari 650 BO (business opportunity atau berpeluang bisnis).

"Seharusnya, hal ini menjadi perhatian calon investor. Kalau Franchise, Franchisor (pemegang merek) bisa menjamin kesuksesan, tapi BO tidak," katanya.

Kini, katanya, pemerintah mulai mendorong BO untuk berubah menjadi franchise, namun banyaknya persyaratan pemerintah membuat BO sulit berkembang menjadi franchise.

"Dari PP no 42/2007 yang diperkuat Permen no 31/2008, ada sekitar delapan persyaratan menjadi franchise. Adanya kewajiban HAKi, kesiapan neraca rugi-laba, serta keunikan adalah beberapa hal yang sulit dipenuhi," tuturnya.

Secara terpisah, Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan, Dede Hidayat, mengatakan, pemerintah akan terus memfasilitasi bisnis franchise agar bisa berkembang.

"Meski masih banyak yang menggeluti BO, kami mendorong agar bisa menjadi franchise semua," katanya.

Pemerintah mendorong bisnis franchise dengan sosialisasi kelayakan sebuah usaha bisa disebut waralaba, selain mengikutkan beberapa franchise untuk mengikuti pameran di luar negeri.

"Tanggal 8-10 Mei nanti tiga franchise makanan dan pendidikan akan dikirim ke Beijing untuk pameran. Bahkan, sebut dia, sudah ada satu franchise bengkel yaitu Auto Bridal yang masuk ke pasar Malaysia," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009