Penggunaan bahan baku dari dalam negeri juga menjadi fokus kami saat mendampingi waralaba UMKM Indonesia berbasis kuliner
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM) terus berupaya meyakinkan kepada setiap pelaku UMKM Indonesia menjalankan bisnis waralaba di luar negeri untuk tetap menggunakan bahan baku dari Indonesia.

"Penggunaan bahan baku dari dalam negeri juga menjadi fokus kami saat mendampingi waralaba UMKM Indonesia berbasis kuliner," kata Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan KemenkopUKM Destry Anna Sari di Jakarta, Rabu

Pernyataan tersebut disampaikan Destry saat menghadiri pembukaan event Indonesia Licensing Expo 3rd 2023 di JIExpo Kemayoran.

Destry mengatakan, penggunaan bahan baku dalam negeri memiliki banyak manfaat, baik bagi UMKM maupun perekonomian nasional.

Bagi UMKM, penggunaan bahan baku dalam negeri dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing.

Ia mencontohkan, misalnya seperti ayam, daging, rempah-rempah bumbu masakan, cabai bawang dan susu yang menurut data dari Kementerian Perdagangan nilainya jauh lebih ketimbang di luar negeri.

Sementara itu, bagi perekonomian nasional, penggunaan bahan baku dalam negeri dapat mendorong pertumbuhan industri hulu dan meningkatkan devisa negara.

"Ketika makin banyak bisnis seperti ini maka jadi lebih kuat menggerakkan ekonomi dalam negeri," kata Destry.

Dia menjelaskan, KemenkopUKM telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong penggunaan bahan baku dalam negeri oleh UMKM waralaba. Salah satunya adalah dengan memberikan pendampingan kepada UMKM waralaba untuk mengembangkan rantai nilai hulu-hilir.

Selain itu, KemenkopUKM juga terus mendorong UMKM waralaba untuk menerapkan standar kualitas produk yang tinggi. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk UMKM.

Praktek pendampingan seperti itu telah diberikan pemerintah kepada UMKM Ayam Gepuk Pak Gembus, asal Kota Bogor yang saat ini juga sudah membuka cabang di luar negeri.

"Poin pendampingan bagaimana cara menghitung harganya tidak bisa sekali jalan,
jangan nanti misal ketika kontrak waralaba Rp50 juta eh ternyata rugi," kata Destry.

KemenkopUKM berharap dengan dukungan dari berbagai pihak, UMKM waralaba Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi pemain global yang tangguh.

Berdasarkan data KemenkopUKM, jumlah UMKM Indonesia yang membuka waralaba di luar negeri hingga tahun 2023 mencapai 1.241 unit. Jumlah ini meningkat sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya, yaitu 1.077 unit dengan pertumbuhan omzet per tahun sebesar Rp26,5 triliun.

Di antaranya seperti Kopi Kenangan (Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Amerika Serikat), Martabak Bossku (Malaysia dan Singapura), Ayam Geprek Bensu (Malaysia dan Singapura), Soto Betawi H. Mamat (Malaysia dan Singapura).

KemenkopUKM menargetkan jumlah UMKM Indonesia yang membuka waralaba di luar negeri mencapai 2.000 unit pada tahun 2024.

Baca juga: Kemendag: Revisi aturan pendaftaran waralaba demi majukan bisnis
Baca juga: Sektor kuliner mendominasi waralaba di Indonesia

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023