Jakarta (ANTARA News) - Survei Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik (PKSPSP) FISIP UI menunjukkan bahwa Prabowo Subianto menjadi pesaing ketat bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pilpres 2009 mendatang.

"PKSPSP menggunakan dua metode dalam melakukan survei yaitu studi kuantitatif dan studi kualitatif. Hasil studi kuantitatif meletakkan SBY pada urutan teratas diikuti oleh Prabowo di urutan ke dua," kata guru besar FISIP UI, Iberamsjah, kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Selasa.

Sedangkan hasil studi kualitatif, katanya, meletakan Prabowo Subianto pada urutan teratas kemudian diikuti SBY pada urutan kedua dengan selisih angka sebesar dua persen.

Studi kuantitatif yang dilakukan PKSPSP melibatkan 2.000 responden yang telah memiliki hak pilih dalam Pemilu 2009 dan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Dari studi kualitatif, PKSPSP hanya melibatkan 100 tokoh yang dianggap mengikuti situasi politik nasional, khususnya mengenai Pilpres mendatang. Dalam studi tersebut, dilakukan wawancara mendalam terhadap para responden tersebut.

Hasil studi kuantitatif untuk kategori tokoh yang layak menjabat Presiden RI 2009-2014 , SBY memiliki suara paling banyak yakni 31 persen, kemudian diikuti Prabowo Subianto 23,95 persen, Megawati Soekarnoputri 15,85 persen, Jusuf Kalla 13,85 persen, dan Wiranto 8,1 persen.

Sementara untuk hasil studi kualitatif untuk kategori yang sama, justru menempatkan Prabowo Subianto sebagai peraih suara terbanyak dengan persentase 32 persen, kemudian SBY 30 persen, Megawati Soekarnoputri 16 persen, dan Jusuf Kalla 14 persen.

Selain itu, survei yang dilakukan PKSPSP terhadap tokoh yang dianggap masyarakat paling layak menjadi calon wakil presiden, menunjukkan Hidayat Nurwahid sebagai peraih suara terbanyak dengan persentase 34 persen, diikuti Sri Sultan Hamengku Buwono X 17,3 persen, Sutrisno Bachir 12 persen, Tifatul Sembiring 6,2 persen, Puan Maharani 5,8 persen, Akbar Tandjung 5 persen, dan Hatta Radjasa 3 persen.

Penelitian yang dilaksanakan pada 27 April-2 Mei 2009 itu juga menyebutkan kriteria yang diinginkan masyarakat untuk capres mendatang. Di antaranya mampu melakukan perubahan demi kesejahteraan rakyat, berpihak pada rakyat kecil, dan mampu melanjutkan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Menurut Iberamsjah, penelitian yang berjudul "Temuan Hasil Studi Kuantitatif dan Kualitatif Persepsi dan Preferensi Masyarakat Terhadap Tokoh Politik Menjelang Pilpres 2009" dilakukan di 20 provinsi di Indonesia.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009