Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil memperkirakan, perbankan nasional akan menurunkan suku bunga mulai Juni 2009 pasca-Pemilihan Presiden.

"BI Rate sudah turun, kondisi risiko yang lebih baik dan didorong penurunan bunga internasional maka kemungkinan suku bunga bisa terealisasikan," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Perbedaan (gap) BI Rate dengan suku bunga bank sudah cukup besar namun belum ada respon menurunkannya, kata Sofyan.

Ia berpendapat, perbankan masih melihat masalah persepsi risiko yang mungkin dianggap cukup tinggi.

Akan tetapi diutarakannya, hasil Pemilu Legislatif berjalan lancar yang langsung direspon positif pasar saham. "Pasar saham bagus sekali, berarti investor itu sudah membuat penilaian pasar terhadap Pilpres," katanya.

Bank Indonesia (BI) dalam enam bulan terakhir menurunkan BI Rate hingga di level 7,25 persen, namun perbankan belum menurunkan suku bunga dalam jumlah signifikan.

Meski begitu diutarakan Sofyan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Bank-Bank BUMN tidak bisa melakukan intervensi untuk menurunkan suku bunga.

"Saya tidak bisa memberikan arahan itu (menurunkan suku bunga). Karena bank harus tunduk kepada aturan Bank Indonesia. Itu ketat sekali," ujarnya.

Akan tetapi kalau terkait kebijakan pemerintah seperti subsidi kredit, program kredit usaha rakyat (KUR) dengan tingkat bunga yang lebih murah Kementerian BUMN bisa dilakukan.

Sesungguhnya diutarakan Sofyan, likuiditas perbankan cukup besar namun masalahnya banyak yang ditempatkan pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009