New York5 (ANTARA News) - Harga minyak mentah menembus 60 dolar AS per barel untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir pada Selasa waktu setempat, dipicu oleh jatuhnya dolar AS sehingga minyak yang dihargakan dalam greenback menjadi lebih murah bagi para pembeli dengan mata uang kuat lainnya, kata para dealer.

AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni berakhir pada 58,85 dolar AS per barel, naik 35 sen dari penutupan Senin.

Kontrak berjangka sempat meningkat menjadi 60,08 dolar AS, dalam perdagangan harian, level tertinggi sejak pertengahan November.

Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juni, naik 46 sen menjadi mantap pada 57,94 dolar AS per barel.

"Perhatian minyak lebih tentang hubungannya dengan dolar dan pasar saham daripada perhatian tentang hubungannya dengan penyulingan minyak," kata Phil Flynn dari Alaron Trading.

Pasar minyak menjejaki pergerakan dolar AS di pasar valuta asing. Harga melambung ketika dolar jatuh, mengirimkan euro di atas 1,37 dolar AS, kemudian turun kembali ketika greenback menyapu keluar sebagian besar dari kenaikannya dan saham-saham Wall Street

jatuh ke teritorial negatif.

Sebuah penurunan dalam nilai dari mata uang AS mendorong para investor untuk membeli minyak dan komoditas lainnya sebagai perlindungan (hedge) terhadap inflasi.

"Itu sebuah kekhawatiran dari inflasi," kata Ellis Eckland, seorang pedagang independen.

Sebuah pelemahan dolar "juga menciptakan kelebihan likuiditas yang masuk ke dalam komoditas dan saham," tambah dia.

Setelah jatuh dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barel pada 11 Juli 2008, ke 32,40 dolar AS pada Desember, harga minyak telah sedikit naik, dengan langkah yang lebih cepat dalam pekan-pekan belakangan ini.

Lebih baiknya dari perkiraan data ekonomi AS telah memicu harapan bahwa ekonomi global akan pulih dari kemerosotan terburuk sejak Depresi Besar (Great Depression) yang akan diartikan meningkatnya permintaan untuk minyak.

"Jika pertumbuhan mulai lagi di AS pada Juni atau kuartal ketiga, itu akan sangat `bullish` (bergairah) untuk minyak mentah," kata Eckland.

"Itu akan membantu permintaan untuk musim panas," kata dia, ketika permintaan minyak biasanya meningkat di Amerika Utara selama musim libur, kata dia.

"Harga minyak akan bergerak naik dalam beberapa dolar," kata para analis, tapi menambahkan bahwa "sangat penuhnya" persediaan minyak dapat mendorong harga turun.

Persediaan minyak mentah AS pada level tertinggi sejak 1990 dan para analis memperkirakan kenaikan lain, ketika Departemen Energi AS (DoE) mempublikasikan laporan persediaan energi minggua pada Rabu.

Eckland memperingatkan bahwa kenaikan harga minyak dapat menghambat pemulihan.

"Jika anda mulai melihat harga minyak pada level 60 atau 70-han dolar, itu pasti mendorong untuk menaruh uang konsumen di dompet dan akan menganggu permintaan," kata dia.

DoE pada Selasa, menurunkan proyeksi untuk permintaan minyak global 2009 dan 2010. Dalam sebuah laporan bulanan, dikatakan, permintaan akan turun 1,8 juta barel per hari tahun ini, dan naik 700.000 barel per hari pada 2010.

Pihaknya memperkirakan rata-rata harga minyak mengapung di kisaran 45 dolar AS pada 2009 dan dengan "perkiraan sebuah perbaikan moderat ekonomit," menjadi rata-rata 58 dolar AS pada 2010.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009