Teheran (ANTARA News/Reuters) - Delapan orang tewas dalam pertempuran antara sejumlah pria bersenjata dan milisi agama di Iran baratlaut di dekat Turki dan Irak, sebuah harian pemerintah mengatakan, Rabu.

Pemberontak separatis Kurdi yang bermarkas di daerah pegunungan terpencil di Irak dekat perbatasan dengan Turki dan Iran telah lama menjadi sumber ketidakstabilan regional.

Harian Kayhan mengatakan lima "penjahat" termasuk diantara mereka yang tewas dalam kekerasan terakhir itu, tanpa memberikan rincian mengenai identitas mereka atau mengatakan kapan insiden itu terjadi.

Tiga anggota milisi Basij, yang berafiliasi dengan pasukan elit Garda Nasional Iran juga tewas, kata harian itu.

Pasukan keamanan Iran sering bentrok dengan pemberontak dari Partai Hidup Bebas Kurdistan (PJAK), cabang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang mengangkat senjata pada 1984 untuk memperoleh tanah air etnik di Turki tenggara.

Seperti Irak dan Turki, Iran memiliki minoritas Kurdi yang besar, yang tinggal sebagian besar di bagian baratlaut dan barat negara itu.

Iran mendesak Irak, Senin, untuk "memberikan perhatian khusus" pada kelompok-kelompok bersenjata yang beroperasi di daerah perbatasan, sepekan setelah Baghdad mengecam penembakan Iran atas desa-desa di daerah Kurdistan di bagian utara Irak.

Pekan lalu, Irak mengatakan negara itu telah memanggil duta besar Iran ke Baghdad dan memperingatkan mengenai "konsekuensi negatif" jika serangan seperti itu terus dilakukan. Teheran tidak pernah mengkonfirmasi atau membantah soal serangan lintas perbatasan yang dilaporkan itu.

Iran menganggap Partai Hidup Bebas Kurdistan, yang mengupayakan otonomi bagi daerah Kurdi di Iran dan tempat perlidungan di provinsi perbatasan timurlaut Irak, sebagai kelompok teroris. AS, musuh lama Iran, pada Februari juga mencap PJAK sebagai organisasi teroris.

Militer Kurdi telah melakukan serangan besar tahun lalu terhadap pemberontak PKK di Itak utara dan pesawat-pesawat perang Turki sejak itu telah melakukan serangan pemboman lintas perbatasan secara teratur terhadap sasaran-sasaran kelompok tersebut di wilayah yang bergunung-gunung itu.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009