Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Perbankan Syariah, Dr Mustafa Edwin mengatakan, perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini memiliki prospek yang cukup besar.

"Setelah krisis ekonomi, ini merupakan suatu kesempatan karena sistem sekarang banyak gangguannya dan sangat sensitif terhadap suku bunga," katanya, di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, sementara pada bank syariah tidak sensitif terhadap suku bunga sehingga lebih stabil, dengan kondisi itu maka prospek yang dimiliki lebih besar.

Untuk perkembangan kedepan, perbankan syariah harus memperkuat strukturnya serta mencari inovasi- inovasi produk baru yang dapat ditawarkan kepada masyarakat.

"Pengembangan produk-produk baru harus dilakukan, sebab banyak potensi yang perlu digarap oleh bank syariah," katanya.

Kendala yang dihadapi dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia itu, kata Staf Pengajar Pasca Sarjana Jurusan Ekonomi Fakultas Universitas Indonesia tersebut, yang paling mendasar adalah Sumber Daya Masyarakat (SDM) yang belum kuat.

Selama ini karyawan di Bank Syariah diambil dari bank-bank konvensional, sehingga perlu ada peningkatan mutu dan kualitas dari SDM.

Bank Syariah juga harus memikirkan bagaimana meningkatkan service dan pelayanan untuk dapat mewujudkan prospek yang besar tersebut," katanya

Menjawab pertanyaan, dia mengatakan, pertumbuhan bank syariah di Indonesia saat ini sudah cukup baik, namun harus dipacu supaya lebih meningkat.

Sehingga jika bertumbuh dengan cepat, maka pangsa pasar dari aset perbankan syariah akan meningkat dari sebelumnya sekitar 2,3 persen menjadi lima persen pada tahun 2011.

Direktur Bank Syariah Danamon, Akhmad K Permana mengatakan, prospek bank syariah di Indonesia cukup baik dan masih banyak sekali produk kreatif yang dapat dikembangkan.

"Salah satu kuncinya bagimana bank syariah itu bervariasi dengan produk itu, apalagi produk dimiliki belum banyak seperti konvensional," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009