Surabaya (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, M. Asfar M.Si berpendapat duet Megawati-Prabowo sebagai pasangan capres-cawapres berpeluang untuk bertemu dengan pasangan Yudhoyono-Boediono dalam putaran dua.

"Kalau ada tiga atau empat pasangan capres-cawapres, saya prediksi akan ada dua putaran dan putaran kedua akan diikuti pasangan Yudhoyono-Boediono dan Megawati-Prabowo," katanya kepada ANTARA di Surabaya, Kamis.

Dosen FISIP Unair Surabaya itu mengemukakan hal itu ketika dikonfirmasi peta politik dalam Pilpres 2009 terkait kemungkinan adanya tiga pasangan calon yakni Yudhoyono-Boediono, Jusuf Kalla-Wiranto, dan Megawati-Prabowo.

"Justru bisa empat pasang, karena PKS, PPP, dan PAN sangat mungkin mengusung calon alternatif, karena mereka sudah mengumpulkan 20 persen kursi di parlemen, sebab PKS mendapatkan 57 kursi, PAN 43 kursi, dan PPP sekitar 30 kursi," katanya.

Tapi, kata pengamat yang sering melakukan survei politik itu, peluang Megawati-Prabowo untuk maju ke putaran dua akan lebih besar dibandingkan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto dan pasangan alternatif, sehingga pasangan Yudhoyono-Boediono akan mendapatkan lawan berat.

"Kalau betul Yudhoyono-Boediono bertemu Megawati-Prabowo, maka peluang Yudhoyono-Boediono menjadi fifty-fifty dan bahkan bisa kalah bila pendukung Jusuf Kalla-Wiranto dan calon alternatif beralih ke Megawati-Prabowo," katanya.

Menurut dia, Yudhoyono-Boediono sejauh ini paling berpeluang bila hanya satu putaran, tapi pasangan itu memiliki masalah pada sosok Boediono sebagai cawapres yang ditolak oleh PKS, PAN, dan PPP, sehingga kemungkinan dua putaran akan lebih besar.

"Penolakan PKS, PAN, dan PPP itu tidak hanya dilakukan elite ketiga parpol, tapi massa PKS, PAN, dan PPP juga menolak bila elite ketiga parpol itu masih merapat ke Yudhoyono. Masalah penolakan itu tetap ada pada sosok Boediono yang neoliberal dan pro-asing," katanya,

Apalagi, katanya, PKS, PAN, dan PPP memiliki pendukung yang relatif terdidik, sehingga mereka akan sangat lurus untuk menolak ideologi ekonomi yang antirakyat dan hal itu melekat pada sosok Boediono.

Hingga kini, Jusuf Kalla-Wiranto yang sudah dipastikan berpasangan dalam Pilpres 2009, sedangkan Yudhoyono-Boediono dan Megawati-Prabowo masih sebatas wacana, karena deklarasi akan dilakukan pada 15 Mei 2009.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009