Tegal (ANTARA News) - Korban akibat minuman keras oplosan di Kota Tegal, Jawa Tengah, hingga Jumat terus bertambah dan sudah 15 orang meninggal dunia, sementara sembilan lainnya dalam kondisi kritis.

Saat ini korban kritis sedang menjalani visum dan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah dan RSI Harapan Anda Kota Tegal.

Dari informasi yang dihimpun, mereka tewas dan sebagian kritis setelah menenggak minuman keras yang diduga dicampur dengan bioetanol dan bensin.

Kapolwil Pekalongan Komisaris Besar Dewa Bagus Made Suharya mengatakan, tim Forensik Polda Jawa Tengah masih mengumpulkan barang bukti dan keterangan para saksi.

"Kami sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus itu. Namun, hingga kini polisi belum mengetahui jumlah pastinya korban yang meninggal," katanya.

Berdasarkan laporan yang masuk ke Polresta Tegal, jumlah korban tewas ada sembilan orang dan 8 orang lainnya masih kritis.

Polisi telah mengamankan Utomo (59), warga Jalan Nanas, Gang 23, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, beserta anak dan menantunya Rohani serta Doro yang diduga sebagai pembuat dan penjual minuman keras oplosan.

"Ketiganya terpaksa kita tahan untuk menjalani pemeriksaan secara intensif dan statusnya masih menjadi saksi. Kita belum menetapkan sebagai tersangka karena masih menunggu hasil penyelidikan dari tim Forensik Polda Jateng," katanya.

Selain itu, kata dia, polisi juga telah memeriksa warung milik Utomo di Jalan Ciliwung dan menyita barang bukti berupa tiga jerigen ukuran besar isi 20 liter, 15 botol bioetanol, kompor gas, gelas, setengah botol minuman dalam kemasan botol air mineral, dan sebuah kantong plastik minuman keras.

Mengenai dugaan ada campuran dengan bioetanol, ia mengatakan, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan tim Forensik Polda Jateng. "Tunggu saja nanti," katanya.

Sejumlah warga di sekitar warung Utomo mengaku, melihat korban Lutfi, Ciut dan kawan-kawannya membeli dan pesta minuman keras.

Minuman keras oplosan paket hemat itu dibeli dalam takaran kecil seharga Rp4.000 dan takaran besar Rp8.000.

"Meski murah, tapi jika diminum cepat memabukkan dibandingkan dengan miras lain yang harganya mahal," kata warga yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.

Seusai pesta miras, kelima korban berpisah, Lutfi dan Ciut pergi ke pasar beras Kota Tegal dan kemudian kembali lagi ke arah barat serta akhirnya tewas di pintu gerbang Pantai Alam Indah (PAI), Jalan Yos Sudarso.

Kedua korban tewas ditemukan Darwendi (36), warga Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat. "Saya menemukan tubuh Ciut dan Lutfi dalam keadaan sudah tidak bernyawa," katanya.

Berikut nama-nama korban:
  1. Lutfi (56) warga Kelurahan Kraton
  2. Mirdad (41) warga Kelurahan Mintaragen RT03/RW05
  3. Toro (30) warga Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Barat
  4. Ciut (45) warga Kelurahan Mintaragen
  5. Harsono alias Ondol (37) warga Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur.
  6. Rahmat (50) warga Kelurahan Minataragen
  7. Sukirman (55) warga Kelurahan Minataragen
  8. Yong Sen (46) warga Kelurahan Minataragen
  9. Dahori (41) warga Kelurahan Minataragen
  10. Tri Suryana (34) warga Pekauman
  11. Karyo (50) warga Kelurahan Panggung
  12. Darmono (50) warga Kelurahan Kraton
  13. Miefsen (28) warga Kelurahan Pekauman
  14. Taryono (45)
  15. Lie Yong (25)
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009