Guangzhou (ANTARA News) - Pelatih tunggal putra pelatnas, Hendrawan memutuskan mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung untuk beralih menjadi pelatih profesional.

"Ini keputusan yang berat karena selama ini saya selalu berjuang untuk Indonesia. Selanjutnya saya sudah harus profesional, memikirkan masa depan keluarga," ujar Hendrawan di Guangzhou, Minggu.

Ia mengatakan, sepulang dari Guangzhou untuk mengikuti kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman tempat langkah Indonesia terhenti di semifinal, Hendrawan yang sudah mengajukan surat pengundurkan diri sejak Maret lalu, akan berpamitan kepada Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso.

Hendrawan yang melatih di pelatnas sejak 2004 mengatakan akan mengawali karir sebagai pelatihnya dengan melatih di Malaysia.

"Keputusan yang saya buat ini bisa lebih baik tetapi juga bisa lebih buruk. Menghadapi tantangan baru memang tidak mudah," kata juara dunia 2001 yang mengawali karir melatih di Pelatnas sebagai pelatih tunggal putri.

Peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 itu berharap masyarakat tidak mempertanyakan rasa nasionalismenya saat memutuskan melatih di luar negeri.

"Saya ingin masyarakat tidak menilai saya tidak punya nasionalisme dengan kepindahan ini. Sudah waktunya saya memikirkan keluarga," ujar ayah dua anak yang menjadi pelatih tanpa ada kontrak dengan PBSI itu.

Selama menjalani karirnya sebagai pelatih di pelatnas, Hendrawan berhasil membangun kembali sektor tunggal putri yang semula dinilai tidak mempunyai kemampuan.

Soal siapa yang akan melatih tunggal putra di Cipayung sepeninggal dirinya, Hendrawan menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Lius Pongoh.

"Saya percaya bahwa dengan saya mundur, PBSI bisa lebih baik, termasuk Sony (Dwi Kuncoro) dan Simon (Santoso)," kata Hendrawan yang akan mulai melatih di Malaysia mulai 1 Juli.

Kakak ipar pemain ganda putra Hendra Setiawan itu mulai masuk pelatnas pada 1993 sebagai pemain tunggal putra yang menghasilkan medali perak Olimpiade Sydney 2000, juara dunia 2001 dan membantu Indonesia memenangi Piala Thomas pada 1998, 2000 dan 2002.

Ia meninggalkan pelatnas pada 2003 dan sempat berkarir di luar bulutangkis sebelum kembali ke pelatnas sebagai pelatih pada November 2004.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009