Tokyo (ANTARA News/Reuters) - Pemerintah Jepang hari Rabu menegaskan bahwa 207 orang di wilayah barat negaranya, sebagian besar remaja, telah terinfeksi virus H1N1 atau yang dikenal sebagai flu babi. Ribuan sekolah telah ditutup untuk mencegah menyebarnya penyakit tersebut.

Namun demikian, belum dilaporkan adanya kasus di ibukota Tokyo yang berada di wilayah timur, meskipun empat warga Jepang yang baru pulang dari luar negeri didapati terinfeksi virus tersebut ketika mereka tiba di Bandara Narita.

Tak seorangpun dilaporkan meninggal akibat terinfeksi virus ini dan sebagian besar kasus masih dinilai ringan, kata seorang juru bicara Kementerian Kesehatan.

Virus H1N1 telah menewaskan 81 orang dan dikonfirmasikan telah menginfeksi hampir 10.000 orang di seluruh dunia.

Sekitar 4.500 sekolah, sebagian besar berada di prefektur barat Osaka dan Hyogo, telah menutup kegiatan belajar-mengajar mereka hingga akhir pekan. Pemerintah daerah tetangganya, prefektur Shiga, juga menyerukan agar sekolah-sekolah di wilayahnya mengikuti perintah itu.

Satu kampus universitas di Shiga juga ditutup dan meliburkan 18.000 mahasiswanya, setelah seorang di antara mereka terinfeksi virus itu.

Sebuah rumah sakit di kota pelabuhan Kobe, di mana seorang anggota stafnya telah terinfeksi virus ini, juga melarang kunjungan kepada para pasien flu, kata kantor berita Kyodo.

Menteri Kesehatan Jepang, Yoichi Mazuzoe, Selasa mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan diadakannya pemeriksaan kesehatan di bandara-bandara internasional pada akhir pekan. Dia menambahkan, bahwa mereka telah melakukan upaya pencegahan sebelum penyakit itu mewabah di Jepang.

Banyak penumpang transportasi umum di daerah-daerah pinggiran telah mengenakan masker-masker dalam upaya menghindari infeksi. Media dalam negeri mengatakan, stok masker mendadak berkurang.

Sebagian besar kasus virus H1N1 terjadi di Meksiko dan Amerika Serikat, namun kemudian menyebar ke sekitar 40 negara, yang membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pandemi pada akhir April lalu.

Bahaya pandemi kini ditetapkan pada peringkat lima, dari skala berperingkat enam. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009