Semarang (ANTARA News) - Mantan Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz dipercaya sebagai ketua tim sukses kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden SBY-Boediono.

Ali Mufiz ketika ditemui di Semarang, Kamis, mengaku bersedia memimpin tim suskes pasangan SBY-Boediono karena diminta oleh ketua DPD Partai Demokrat Jateng Sukawi Sutarip.

"Sebelumnya memang sudah ada yang meminta, sekarang walikota juga minta. Saya siap asalkan semuanya bekerja dengan baik," katanya.

Terpilihnya mantan orang nomor satu di Jateng itu, melalui rapat yang dipimpin Ketua DPD Partai Demokrat Jateng Sukawi Sutarip pada Rabu (20/5) malam.

Ali mengaku menerima tawaran ini karena ingin terjun langsung ke dunia politik praktis. "Yang jelas, saya akan mendapatkan pengalaman yang menarik karena langsung terjun ke dunia politik," kata staf pengajar FISIP Undip ini.

Disinggung soal kompensasi yang akan diperoleh, Ali Mufis mengaku tidak memikirkan hal itu. "Yang penting bagaimana bisa memenangkan duet SBY-Boediono untuk kesinambungan pembangunan bangsa dalam satu putaran saja," ujarnya.

"Saya tidak pernah memikirkan kompensasi. Hanya ingin mencari pengalaman politik," ujarnya.

Soal target, lanjut Ali, pihaknya optimistis dapat meraih 52 persen suara.

Sementara itu Ketua DPD PD Jateng Sukawi Sutarip mengatakan rasa optimis yang sama. "Kami yakin mampu memenangkan SBY-Boediono dalam satu putaran saja. Dengan syarat, semua tim sukses bekerja dengan baik," ujarnya.

Dengan meraih kemenangan dalam satu putaran, maka kandidat tidak perlu lagi kampanye dengan menguras energi dan biaya, sedangkan bagi negara akan ada penghematan yang banyak karena tidak perlu lagi mencetak kertas suara pilpres putaran dua.

Sukawi minta agar partai pendukung dan pengusung segera mengaktifkan mesin partai guna mendukung kerja tim pemenangan pemilu ini. "Apalagi waktu pilpres tinggal 1,5 bulan lagi," ujarnya.

Ali Mufiz akan didampingi Imam Mundajat, mantan Bupati Kudus sebagai wakil ketua dan A Dani Sriyanto sebagai sekretaris. Sedangkan para pimpinan parpol peserta koalisi menjadi dewan pengarah.

Kepengurusan itu juga dilengkapi dengan koordinator karisidenan yang kebanyakan merupakan bupati atau wakil bupati. Karisidenan Kedu misalnya dipimpin Cholik Arief yang menjabat Bupati Wonosobo. Sedangkan Banyumas dipimpin Mardjoko yang tercatat sebagai Bupati Banyumas.

Untuk eks karisidenan Solo, dipimpin M Toha wakil bupati Sukoharjo dan untuk karisidenan Pati diketuai oleh M Salim, bupati Rembang. Wakil Walikota Pekalongan Abu Bakar Maghfir pimpinan karisidenan Pekalongan.

Sementara karisidenan Semarang dipercayakan pada St Ambar Fatonah, wakil Bupati Semarang. Kepengurusan juga dilengkapi dengan biro-biro seperti logistik, advokasi dan lain sebagainya.

Sedangkan dewan pakar dipimpin Dr Eko Rasiswoyo, mantan rektor Unnes Semarang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009