Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Widodo Adi Sutjipto menegaskan, pemerintah akan tetap mengedepankan pendekatan persuasif di Papua, menyikapi pendudukan Bandar Udara perintis Kaisiepo, oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Kami tidak ingin mengambil langkah-langkah yang dapat dinilai sebagai tindakan kekerasan yang melanggar Hak Asasi Manusia, meski beberapa insiden sudah mengarah pada tindakan separatis," katanya, usai memimpin Rapat Koordinasi Polhukam di Jakarta, Jumat petang.

Sejak 19 Mei 2009, Bandar Udara Perintis Kaisepo, Membramo, Papua, dikuasai kelompok bersenjata OPM.

"Kami masih mencari langkah terbaik untuk menyelesaikan insiden itu dengan melakukan komunikasi dan negosiasi, guna memastikan motif dan tuntutan mereka. Lokasinya, sangat sulit di jangkau, tapi kami tetap kedepankan negosiasi," ujar Widodo menegaskan.

Hal senada diungkapkan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso yang mengatakan, saat ini pemerintah dan TNI masih terus berupaya mengedepankan langkah negosiasi. "Jika memang tidak dapat diajak komunikasi atau negosiasi, baru kita lakukan tindakan tegas," katanya.

Panglima TNI mengatakan, secara umum situasi di Papua masih aman dan terkendali. "Tidak ada masalah, aman," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Polisi FX Bagus Ekodanto mengaku pihaknya sudah mengirimkan pasukan dari Freeport ke Membramo. Pengiriman pasukan itu menyusul laporan dan permintaan dari masyarakat Membramo dan bupati Membramo Raya atas pendudukan Bandara Perintis Kaisepo oleh kelompok bersenjata.

Bagus mengatakan, untuk menuju lokasi dibutuhkan waktu tempuh selama dua hari. Dan itu pun hanya bisa ditempuh dengan pesawat perintis dari Jayapura. Menurut Bagus, kondisi di Membramo memang cukup genting. Sekelompok masyarakat sudah menguasai lapangan terbang dan melarang warga sekitar untuk ke luar wilayah.

Selain mengirim pasukan, Bagus mengatakan, Polda Papua sudah berkoordinasi dengan pihak gereja dan tokoh masyarakat serta adat. Polda memberi kesempatan kepada mereka untuk bernegosiasi dengan kelompok yang menduduki bandara.

"Jika negosiasi tidak berbuah hasil, Polda Papua akan mengambil tindakan untuk merebut kembali bandara dan menormalisasikan situasi Membramo Raya," demikian Bagus.

Selain menduduki bandara, kelompok bersenjata itu juga mengibarkan bendera Bintang Kejora.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009