Beijing (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan China, Minggu, mengkonfirmasi adanya seorang bocah perempuan berusia 2 tahun di provinsi Fujian, yang bersama keluarganya kembali dari Amerika Serikat melalui Hong Kong, positif tertular flu A/H1N1.

"Pasien yang merupakan kedelapan di China daratan, saat ini diisolasi dan memperoleh perawatan medis di rumah sakit kotamadya Fuzhou, ibukota Fujian," sebut kementerian seperti dikutip Xinhua di Beijing, Minggu.

Gadis tersebut sebelumnya diduga menderita flu A/H1N1 pada Sabtu sore.

Kementerian menyebutkan bahwa Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Menular China (CDC) telah melakukan tes darah pasien pada Sabtu, yang menunjukkan dirinya positif memiliki virus itu.

Sebuah tim yang terdiri lima ahli dari Kementerian Kesehatan telah membuat laporan akhir pada Minggu.

Pasien tersebut saat ini pada kondisi stabil, dengan suhu badan normal, demikian kementrian melaporkan.

Delapan orang yang melakukan kontak berdekatan dengan pasien termasuk keluarganya dan seorang supir taksi saat ini masih dikarantina di rumah sakit.

Namun demikian mereka tidak menunjukkan adanya gejala flu.

Departemen kesehatan provinsi telah melakukan pelacakan terhadap 30 dari 38 orang yang berdekatan dengan pasien di dalam penerbangan KA662, saat pasien dan keluarganya melakukan penerbangan pada Rabu.

Enam orang diantaranya telah meninggalkan China daratan.

Kementrian menyebutkan seluruh 30 orang telah menjalani observasi medis.

Pada Selasa pagi, pasien dan keluarganya menggunakan pesawat dengan nomor penerbangan CX841 di bandara New York dan tiba di Hong Kong pada pukul 14.00 hari berikutnya.

Ketika tiba di bandara Hong Kong untuk tiga jam, mereka menggunakan penerbangan KA662 dan tiba di bandara internasional Changle pada pukul 18.30 waktu setempat dan selanjutnya mereka menggunakan taksi untuk ke rumah.

Sekitar pukul 08.00 Kamis, si bayi menunjukkan sejumlah gejala infeksi, dengan suhu tubuh mencapai 39 derajat dan kemudian dibawa ke rumah sakit di Changle, dengan pemeriksaan awal positif kemungkinan A/H1N1.

Pada Sabtu sore hari berikutnya, suhu tubuh si pasien mencapai 37 derajat, dengan gejala batuk dan berlendir.

Kementrian Kesehatan China telah melaporkan kasus itu ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah negara serta wilayah terkait.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009