Kabul (ANTARA News/AFP) - Serangan bom yang dituduhkan pada gerilyawan terhadap sebuah kendaraan sipil di Afghanistan selatan, Senin, menewaskan empat orang, sementara seorang prajurit tewas dalam ledakan terpisah di wilayah timur, kata pihak berwenang.

Tiga orang sipil juga cedera dalam ledakan di provinsi Zabul di Afghanistan selatan, kata deputi kepala kepolisian provinsi Ghulam Jailani Khan kepada AFP.

Bom itu dipasang untuk menyerang pasukan keamanan oleh "musuh-musuh Afghanistan", kata Khan, yang mengggunakan istilah yang menunjuk pada gerilyawan yang terkait dengan Taliban.

Sebuah bom lain meledak di kota Khost di wilayah timur, Senin, menewaskan seorang prajurit Afghanistan yang sedang berpatroli, kata seorang pejabat militer kepada AFP.

Dalam insiden lain Senin, tiga militan tewas di provinsi Paktika di Afghanistan timur, ketika sebuah bom yang sedang mereka pasang di sebuah jalan meledak.

Sementara itu kementerian pertahanan mengatakan, pasukan keamanan membunuh tiga "teroris" di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, yang merupakan daerah pergolakan gerilya.

Seorang wanita dan seorang anak cedera dalam operasi itu pada Minggu di distrik Nad Ali, kata militer AS, yang mengkonfirmasi kematian ketiga orang itu.

Empat orang lain ditangkap, kata militer AS. Helmand merupakan markas Taliban dan penghasil utama opium Afghanistan yang digunakan utuk membuat heroin.

Operasi itu dilakukan di daerah yang sama dimana pasukan keamanan mengatakan bahwa operasi empat hari pekan lalu menewaskan 60 militan dan menemukan dan menghancurkan 92 ton narkotika serta bahan kimia pemroses obat bius dan juga peledak.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh di antaranya militan berhasil kabur.

Taliban telah memperingatkan bahwa mereka akan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan Afghanistan dan pasukan internasional yang mendukung mereka.

Sekitar 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Pemerintah baru AS berencana mengirim 21.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.

Sepanjang tahun ini hampir 110 prajurit internasional tewas di Afghanistan, sebagian besar akibat serangan musuh.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.

Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009