Jayapura (ANTARA News) - Kelompok sipil bersenjata yang diduga OPM sejak Minggu (24/5) menganggu para petani yang berkebun di gunung disekitar kawasan Tanah Hitam, Kabupaten Jayapura, Papua.

Wartawan ANTARA dari Jayapura melaporkan, akibat adanya gangguan dari kelompok bersenjata yang mengunakan berbagai peralatan tradisional seperti panah, dan parang menyebabkan para petani takut ke kebun yang letaknya sekitar 2 km dari pemukiman mereka.

Padahal saat ini tanaman mereka seperti tomat dan cabai sudah siap panen.

Akibatnya para petani melaporkan insiden tersebut ke Polsek Abepura hingga Senin sekitar jam 11.00 WIT, sekitar 25 anggota polisi dan brimob yang dipimpin Kapolsek Abe AKP Rumaropen menuju kawasan perkebunan milik warga.

Namun tak berapa lama kemudian terjadi kontak senjata antara anggota polri dan brimob dengan kelompok OPM.

Setelah dilakukan penyisiran dikawasan itu sekitar pukul 15.00 WIT diputuskan turun kembali kepemukiman warga.

Salah seorang petani Daeng Samsudin kepada ANTARA mengakui, dirinya tidak dapat memanen tanaman yang ditanamnya.

Bahkan pondokan yang didirikannya disekitar kebun musnah terbakar, ungkap Samsudin yang mengaku mengetahui pondoknya terbakar saat mengikuti pasukan polisi ke kebun.

Hari Minggu (24/5) pondok yang berisi berbagai keperluan seperti pupuk,bibit dan bahan makanan masih ada, ungkap Samsudin.

Sementara itu Kapolresta Jayapura AKBP Robert Joensoe yang dihubungi mengakui, pihaknya memperoleh laporan dari warga ada serangan yang dilakukan kelompok bersenjata sehingga melakukan patroli ke kawasan itu.

"Kami belum mengetahui dengan pasti apakah kelompok itu OPM atau tidak," ungkap Kapolresta Jayapura AKBP Robert Joensoe.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009