Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah sedang menyusun cetak biru sistem logistik nasional yang bakal rampung sebelum Oktober 2009 guna meningkatkan daya saing ekspor dan efisiensi distribusi barang di dalam negeri.

"Blue print-nya sedang dikerjakan, mudah-mudahan bisa selesai sebelum Oktober (masa pemerintahan berakhir)," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu usai meresmikan program pengembangan PT Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, sistem logistik yang tidak efisien saat ini sangat mengurangi daya saing ekspor dan mengurangi daya tarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kita sedang membangun cetak biru logistik nasional karena kita sangat menyadari betapa inefisiensi logistik sangat mengurangi daya saing kita. Tidak cukup SDM yang murah dan bahan baku yang banyak," jelasnya.

Mendag berharap semua operator peti kemas termasuk JICT ikut mendukung pengembangan sistem logistik nasional yang efisien.

"JICT diharapkan tetap punya komitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan investasi bersama Pelindo II dan pemerintah untuk membangun sistem pelabuhan dan infrastruktur yang efisien untuk mendukung perdagangan luar negeri dan dalam negeri yang efisien," tuturnya.

Menurut Mendag, sistem logistik yang efisien akan membuat harga barang dalam negeri lebih murah karena biaya transportasinya tidak lagi mahal.

"Kemacetan di pelabuhan memang menjadi salah satu isu yang dihadapi," ujarnya.

Mendag mengatakan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan perbaikan sistem logistik nasional mengingat sedang terjadi perlambatan ekonomi sehingga kemacetan di pelabuhan agak berkurang.

"Slow down ekonomi ini waktu yang bagus untuk menyelesaikan PR kita. Masalah kemacetan berkurang jadi kita bisa membenahi masalah-masalah kita sehingga pada 2010 dan 2011 ketika ekonomi mulai lagi booming kita sudah siap," jelas Mendag.

Selain perbaikan infrastruktur, pemerintah juga memperbaiki aturan terkait arus ekspor impor termasuk arus dokumen dan arus barang.

"Penerapan National Single Window (NSW) selain membutuhkan infrastruktur juga membutuhkan SDMB yang baik," tambahnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009