Jakarta (ANTARA News) - Kontribusi sektor pertanian, terhadap perekonomian Indonesia hanya sebesar 14 persen, kata Pengamat Pasar Modal, Poltak Hotradero.

"Kita punya masalah dengan kualitas tenaga kerja. Coba bayangkan, tenaga kerja Indonesia dari sektor pertanian sebesar 40 persen namun kontribusinya terhadap perekonomian hanya 14 persen. Bagaimana bisa, kue yang sangat kecil harus dibagi dengan banyak orang," ungkapnya pada talkshow menelaah visi ekonomi capres dan cawapres di Intiland Tower, Wisma Dharmala Sakti, Jakarta, Kamis.

Pengamat Pasar Modal tersebut menilai, sejauh ini belum satupun visi dan misi pasangan capres berbicara dalan konteks terminologi ekonomi terkait ketenagakerjaan.

"Inilah kondisi riil yang harus dicermati. Janji untuk menyejahterahkan petani sulit terpenuhi sebab angkatan kerja di sektor ini cukup besar serta banyak orang bergerak ke sektor pertanian bukan atas kehendaknya tetapi karena terpaksa," ungkapnya.

Penyebab banyaknya masyarakat yang masuk ke sektor pertanian karena bapaknya seorang petani sehingga dia harus mengikuti profesi orang tua, kualifikasi pendidikan rendah rata-rata berpendidikan hanya SD hingga SMP serta umunya disebabkan karena tidak punya pilihan dan skill, katanya.

"Kita memiliki angkatan kerja yang cukup besar, tetapi produktifitas rendah. Jika ditanya, mereka pasti juga menginginkan bermigrasi ke sektor lain seperti industri, jasa dan lainnya yang lebih memberikan penghasilan yang layak," ujar Pengamat Pasar Modal tersebut.

Ia mencontohkan, Amerika Serikat pada awal 1900-an 40 persen masyarakatnya bekerja di sektor pertanian, namun pada 1940-an jumlahnya menurun hingga 2,5 persen dan saat ini tinggal dua persen.

Begitupula di Perancis lanjut Pengamat Pasar Modal tersebut, angkatan kerja di sektor pertanian hanya dua persen.

"Negara-negara maju pun telah mengalami pergeseran jumlah petani dan mereka sudah banyak bermigrasi ke sektor jasa dan industri. Ibaratnya, kue sedikit tetapi dibagi dengan orang sedikit pula namun kualitasnya yang lebih ditingkatkan. Walaupun jumlahnya kecil, namun petani di Amerika dan Prancis justru bisa memberi kebutuhan kepada masyarakat mereka bahkan sampai mengekspor hasil pertanian. Jadi, disana yang jadi petani karena memang betul-betul bakat bukan karena terpaksa," katanya.

"Kita pun bisa melakukan hal seperti itu, tetapi dibutuhkan proses dan peningkatan SDM. Itulah yang mestinya menjadi titik perhatian pasangan capres, agar petani kita bukan hanya bisa menanam padi, tetapi lebih memiliki kompetensi dengan sektor lainnya," ujar Poltak Hotradero. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009