Tangerang (ANTARA News) - Andi Syamsudin, adik kandung korban pembunuhan terhadap Dirut PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnain menilai rekonstruksi pada hari Sabtu seperti pertunjukan sandiwara.

"Para pelaku saksi dalam rekonstruksi itu tampak ketawa dan senyum saja padahal mereka telah menghilangkan nyawa orang lain, ini seperti sandiwara saja," kata Andi Syamsudin kepada ANTARA di Tangerang, Banten, Sabtu.

Andi datang ke tempat rekonstruksi pembunuhan Nasarudin di Jalan Hartono Raya Perumahan Modernland Kota Tangerang. Pembunuhan itu terjadi tanggal 14 Maret 2009.

Dalam rekonstruksi itu penyidik Polda Metro Jaya menghadirkan tiga tersangka yakni Daniel, Hefri, Fransiscus alias Amsi dan seorang saksi Suparmin sebagai sopir korban.

Andi mengatakan para pelaku maupun saksi selama rekonstruksi itu berlangsung tidak menunjukkan sikap maupun raut wajah kesedihan seperti orang tidak bersalah.

Menurut dia, karena rekonstruksi itu dianggap tidak serius, maka dia dan istri meninggalkan lokasi sebelum acara itu selesai.

Syamsudin menambahkan, polisi tidak serius dalam mengungkap pelaku pembunuhan terhadap kakaknya, buktinya dalam rekonstruksi tidak menunjukan rasa penyesalan.

Padahal pelaku Fransiskus adalah yang menembak Nasarudin ketika berada dalam mobil sedan nomor polisi B-191-E usai pulang dari bermain golf di Padang Golf Moderland, Tangerang. Dia menggunakan sepeda motor B-6199-BUP bersama pelaku lainnya, Daniel.

Syamsudin kecewa atas sikap penyidik Polda Metro Jaya karena tidak memberitahukan jadwal rekonstruksi tersebut. Andi mengatakan dirinya mengetahui waktu rekonstruksi itu dari wartawan dan dia segera terbang dari Makassar menuju Jakarta.

Menanggapi pernyataan Syamsudin tersebut, Kapolres Metro Tangerang, Kombes Hamidin membantah bahwa polisi tidak serius menanggani kasus pembunuhan Nasarudin.

"Polisi sudah bekerja maksimal menjalankan tugas, tentang adanya pelaku dan saksi yang tertawa, kami tidak melihat," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009