Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Bima Arya Sugiarto mengatakan keakraban yang ditunjukkan para pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) saat penetapan nomor urut di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya untuk pencitraan.

"Pencitraan di depan publik sangat dibutuhkan oleh pasangan calon. Yang dilakukan para calon di KPU itu sangat tetap," kata pengamat politik dari Charta Politica itu di Jakarta, Sabtu.

Saat penetapan nomor urut di KPU, diwarnai aksi berjabatan tangan antara Megawati dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jabatan tangan ini oleh banyak kalangan dinilai bersejarah karena selama lima tahun terakhir hubungan keduanya kurang harmonis.

Selain itu diwarnai dengan hormat secara militer yang dilakukan oleh cawapres Prabowo Subianto. Keakraban juga terlihat saat SBY berjabat tangan dengan Jusuf Kalla maupun Wiranto.

"Penetapan nomor seharusnya digunakan semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Saat-saat seperti ini jelas ditunggu oleh publik," katanya menambahkan.

Menanggapi jabat tangan antara SBY dengan Megawati, dosen Universitas Paramadina itu menyayangkan apa yang dilakukan capres yang diusung oleh PDIP dan Gerindra.

"Megawati seharusnya bersikap santai dan tidak canggung saat bersalaman dengan SBY. Itu akan menjadi nilai lebih. Padahal dengan yang lain biasa saja," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan kondisi saat ini pihaknya menilai pasangan SBY-Boediono sangat diuntungkan karena publik melihat yang dilakukan capres yang diusung Partai Demokrat, PPP, PAN, PKS dan PKB sudah tepat.

KPU telah menetapkan nomor urut pasangan capres-cawapres yang akan maju pada pemilihan presiden tanggal 8 Juli 2009 mendatang. Dalam penetapan nomor juga dihadiri oleh partai pengusung dan tim sukses.

Nomor urut pertama adalah pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (Mega-Pro) yang diusung PDIP dan Gerindra.

Nomor urut dua pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono (SBY-Boediono) yang diusung Partai Demokrat, PPP, PAN, PKS dan PKB. Nomor urut tiga pasangan Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win) yang diusung Partai Golkar dan Hanura.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009