Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Textile Indonesia, Retmo, mengatakan, dampak dari krisis finansial yang terjadi di Amerika beberapa waktu lalu mempengaruhi volume ekspor garmen asal Indonesia turun sekitar 0,8 persen.

"Produksi tekstil Indonesia saat ini turun sekitar 5 persen karena terpengaruh oleh turunya volume ekspor sekitar 0,8 persen," kata, Retmo, Sabtu.

Kendati terjadi penurunan volume ekspor, tetapi untuk pasar domestik pada kwartal satu tahun 2009 mengalami kenaikan sekitar 25 persen.

Saat ini pasar China itu lagi mengecil, karena itu ekspor ke Amerika, Eropa dan Jepang juga turun.

Pangsa pasar garmen dan textil asal Indonesia adalah Amerika, kemudian Eropa dan Jepang.

Selain Indonesia, volume ekspor China, Mesiko dan India sebagai suplayer Amerika tetap kini eskpor ke nagara tersebut juga mengalami penurunan hampir 3 persen.

Akan tetapi, lanjut Retmo, ada beberapa negara yang ekspor ke Amerika justru naik, seperti Vietnam dan Banglades.

Sementara ekspor Indonesia ke negara tersebut juga turun sekitar 0,8 persen.

Penurunan ekspor tersebut jika dibandingkan dengan naiknya penjualan di pasar domestik 25 prsen itu masih tetap rendah.

"Karena total produksi textile kita 65-70 untuk diekspor dan sisanya 30-35 persen untuk kebutuhan domestik," katanya.

Namun demikian, Retmo tetap optimismtis pada semester II kondisi itu mulai pulih kembali. Seperti China, Korea Selatan dan Taiwan, saat ini kondisinya mulai agak naik lagi.

Sedangkan Jepang dan Amerika itu pulihnya agak lama, mungkin akhir tahun 2009, diperkirakan pada kuartal empat volume ekspor ke negara itu kembali membaik.

"Tetapi untuk kembali normal seperti sedia kala kami perkirakan sekitar tahun 2010," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009