Surabaya (ANTARA News) - Kapal kargo Timur Galaksi diminta memfokuskan pencarian penumpang Kapal Motor (KM) Mandiri Nusantara yang terbakar di Perairan Keramian, Jawa Timur.

"Kapal kargo itu sudah kami minta untuk memfokuskan pencarian penumpang terlebih dulu di radius 16 mil seputar lokasi terbakarnya KM Mandiri Nusantara," kata Kepala Humas Pelindo III Cabang Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Dani Rahmat, Sabtu malam.

Hal itu dilakukan guna memastikan seluruh penumpang KM Mandiri Nusantara yang berjumlah 299 penumpang dan 56 ABK (anak buah kapal).

"Bisa saja ada penumpang yang panik dengan menceburkan diri ke laut saat kapal terbakar, makanya kapal kargo itu terlebih dulu mencari penumpang," katanya kepada wartawan.

Setelah mengitari lokasi peristiwa itu, kapal kargo Timur Galaksi melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Perak dengan membawa penumpang KM Mandiri Nusantara.

"Dijadwalkan kapal kargo itu baru masuk Tanjung Perak pada Minggu (31/5) pagi sekitar pukul 06.00 WIB," kata Dani.

Pelindo memberikan izin kapal kargo tersebut untuk merapat di Dermaga Gapura Surya Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. "Dermaga itu seharusnya khusus untuk kapal penumpang, tapi karena situasi tertentu, kapal kargo itu diizinkan merapat di Dermaga Gapura Surya," katanya.

Hingga saat ini baik Pelindo, Administrator Pelabuhan, maupun PT Prima Vista, selaku pemilik KM Mandiri Nusantara belum mengetahui kondisi terkini kapal tersebut, apakah tenggelam atau masih tetap mengapung.

"Pos pantau kami di Perairan Karangjamuang (pintu masuk Surabaya dan Gresik) belum mendapatkan kontak dari pihak manapun mengenai kondisi KM Mandiri Nusantara," kata Dani.

Pelindo juga meminta bantuan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dan beberapa kapal layar motor untuk memantau kondisi terkini kapal nahas itu.

KM Mandiri Nusantara jurusan Surabaya-Balikpapan terbakar di Perairan Keramian antara Pulau Bawean dan Pulau Masalembo, Sabtu sore.

Api yang melalap kapal jenis "roll on-roll off" (roro) dengan jumlah penumpang 299 orang dan 56 ABK itu diduga berasal dari kamar mesin.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009