Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pusat Kerja sama dan Dialog Antarperadaban ("Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations"/CDCC) Din Syamsuddin mengatakan, masyarakat Islam menunggu realisasi pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama sehingga pidato tersebut tidak sekadar menggugah psikologis masyarakat dunia.

"Pidato yang disampaikan Obama di Universitas Kairo, Mesir memberikan pengaruh psikologis yang baik dan memberikan harapan bagi masyarakat Islam dunia, namun yang ditunggu adalah realisasinya," kata Din seusai acara Apresiasi Pidato Obama di Jakarta, Kamis.

Menurut Din yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah, pidato Obama yang disiarkan langsung oleh CNN itu, mengundang simpati masyarakat dunia, khususnya negara-negara yang mayoritas masyarakatnya menganut Agama Islam.

"Namun untuk realisasinya, itu tergantung pada pemerintah Amerika ke depan, karena hal ini tentu tidak mudah bagi Obama," ujarnya.

Alasannya, Obama harus menghadapi kongres dan mendapat dukungannya, karena tanpa dukungan kongres Obama sulit membuat menerapkan ide baru tersebut.

Berkaitan dengan hal itu, untuk merealisasikan isi pidato Obama yang antara lain akan berusaha menyelesaikan konflik antar dua negara Israel dan Palestina dan menghapuskan stereotip negatif terhadap kaum muslim, Din mengatakan, minimal dibutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Khusus penyelesaian konflik Israel dan Palestina, Din mengatakan, masih dipertanyakan kemampuan Obama menegakkan prinsip-prinsip yang diutarakan dalam pidatonya, karena Perdana Menteri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbeda pendapat dengan tawaran Obama.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Abdillah Toha mengatakan, sudah banyak perjanjian untuk mendamaikan kedua negara itu, namun belum ada yang sukses, karena itu menjadi tantangan besar bagi Obama untuk membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina itu, tanpa menggunakan kekerasan.

"Saya sendiri meragukan itu, namun kita tunggu saja langkah-langkah nyata yang akan dilakukan Obama," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009