Jakarta (ANTARA News) - Sekitar tiga ribu warga DKI Jakarta melakukan kampanye anti udara kotor melalui aksi damai gerak jalan mulai dari Jalan Silang Merdeka Barat Daya Monas hingga Budaran Hotel Indonesia dan kembali ke Monas, Sabtu.

Gerak jalan yang dimulai pukul 7.30 Wib tersebut juga diikuti secara serentak di enam Provinsi di Indonesia lainnya, yaitu Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar dan Denpasar.

"Ketujuh provinsi tersebut merupakan daerah yang memiliki tingkat udara kotor paling tinggi di Indonesia," kata Panitia dari Sekretaris Sentral Komunikasi Mitra Polri Fajar Suryanto.

Menurut dia, kampanye anti udara kotor yang baru pertama kali dilakukan di Asia tersebut bertujuan mensosialisasikan tingginya polusi udara akibat gas buang kendaraan bermotor di tujuh kota besar di Indonesia dan dampaknya pada kesehatan.

Dari informasi Badan Lingkungan Hidup, kata dia, kadar timbal pada sel darah, infeksi saluran pernapasan dan turunnya daya tahan tubuh manusia membuat biaya pemeliharaan kesehatan sangat mahal.

"Dengan kampanye ini kita berharap kesadaran masyarakat terhadap bahaya udara kotor tersebut, sehingga bisa mengurangi asap yang ditimbulkan oleh kendaraan pribadi dan lainnya," kata dia.

Aksi yang diikuti oleh beberapa organisasi di Jakarta seperti Yayasan Cinta Alam Indonesia (CAI), Forum Komunikasi Mahasiswa, Pelajar, Pramuka dan elemen lainnya sempat memacetkan arus lalu lintas seperti di Patung Tani BI, Perempatan Kebun Sirih, Sarinah dan Jalan Thamrin.

"Kami tidak mengalihkan arus lalu lintas hanya sistem buka tutup saja, sehingga kendati terjadi kemacetan lalu lintas tidak akan lama," kata dia.

Kampanye gerakan anti udara kotor (GAUK) di tujuh kota besar di Indonesia dalam rangka peringatan hari Lingkungan Hidup se-Dunia ini akan menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan pada tanggal yang sama. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009