Jakarta (ANTARA New) - Organisasi massa (ormas) dan partai politik pendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mendeklarasikan kampanye damai dan tidak akan melakukan kampanye negatif di Tugu Proklamasi, Jakarta, pada Rabu siang.

Ketua Bidang organisasi Gerakan Pro SBY (GPS), Bagus Satriyanto menyatakan, empat ormas pendukung SBY yang akan mendeklarasikan kampanye damai adalah Fatayat NU, GPS, FKPPI dan GP Anshor.

Bagus mengatakan, mereka akan berjanji berkampanye untuk SBY dengan cara santun, damai dan bermartabat.

"Seluruh elemen pendukung SBY tidak akan melakukan kampanye negatif," katanya.

Hal itu, katanya, untuk memastikan bahwa proses demokrasi dapat berjalan dengan aman, jujur dan adil, ujar Bagus di sela-sela rapat persiapan deklarasi kampanye damai.

Sementara itu Ketua DPW GPS DKI Jakarta dalam surat undangannya mengatakan bahwa kampanye damai tersebut juga akan dihadiri parpol-parpol pendukung pasangan SBY-Boediono.

Menanggapi kritikan Komisaris Pertamina Sutanto yang juga menjadi Ketua Dewan Pembina GPS, Bagus mengatakan bahwa tidak melanggar karena GPS bukan partai politik dan ia tidak terdaftar dalam tim kampanye nasional.

Mengenai kekhawatiran Sutanto menggunakan uang perusahaan untuk kegiatan GPS, Bagus menjelaskan, GPS adalah gerakan spontan dan dananya swadaya

Sekjen GPS Turino Yulianto menambahkan seharusnya pilihan politik mantan kapolri diberi penghargaan sepanjang tidak dilarang Undang-undang.

"Apalagi pak Tanto kan sudah purnawirawan. Beliau sejak muda dilatih dan dihadapkan untuk membela dan mencintai Negara ini. Dan penentuan sikapnya menjadi dewan Pembina GPS adalah bagian dari kecintaannya kepada NKRI," katanya.

Sementara Itu Ketua Bidang jaringan dan Wilayah GPS Agus Muldya menambahkan, di era demokrasi ini harus dicegah larangan bagi warga Negara untuk menentukan sikap dukungan atau pilihan politik.

"Saran Saya berpolitik di Indonesia ini jangan lagi, seperti zaman kolonial, dimana politik 'belah bambu' dan berkhianat itu dikedepankan, Tapi berpolitik lah dengan berlomba-lomba membuat kebajikan dan mendorong terjadinya sinergi nasional. Musuh kita sudah jelas, kebodohan, kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan," kata Agus.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009