Brisbane (ANTARA News) - Ancaman pandemi flu babi di Australia semakin nyata, yang terlihat hingga Kamis malam bahwa belum tampak tanda penyebaran wabah flu A H1N1 itu mereda di negara berpenduduk lebih dari 21 juta jiwa tersebut.

Alih-alih mereda, selain di negara bagian Victoria, data terkini Departemen Kesehatan Pemerintah Federal Australia menunjukkan peningkatan jumlah penderita baru di tujuh negara bagian lain dalam dua hari terakhir.

Jika pada 9 Juni jumlah penderita flu babi di Australia tercatat 1.211 orang, pada Kamis malam, jumlah itu naik menjadi 1.307 orang.

Mereka tersebar di negara bagian Victoria 1.011 orang, New South Wales (115), Queensland (77), Australia Barat (35), Australia Selatan (26), Australian Capital Territory (22), Tasmania (13) dan Northern Territory (8).

Pada dua hari sebelumnya, jumlah penderita di Victoria 1.011 orang, NSW (89), Queensland (53), Australia Barat (20), Australia Selatan (13), Australian Capital Territory (10), Tasmania (9) dan Northern Territory (6).

Di negara bagian Tasmania, misalnya, terjadi penambahan tiga penderita baru dalam sehari. Keadaan itu mendorong Panitia Perlindungan Kesehatan Australia (AHPC) mengadakan pertemuan di Sydney pada Rabu (10/6) untuk membahas berbagai langkah penanganan flu H1N1 di negara itu.

Kendati wabah flu babi di Australia, khususnya di wilayah Victoria, semakin mengkhawatirkan, Ketua Umum Pengurus Pusat PPIA, Mohamad Fahmi, mengatakan ancaman penyakit itu belum mengganggu kegiatan mahasiswa Indonesia di kota Melbourne dan sekitarnya.

"Soal flu babi di Melbourne, saya belum mendengar ada pelajar Indonesia terjangkit wabah flu itu. Walaupun penderita flu H1N1 itu sudah menembus angka seribu, kegiatan pelajar kita tetap berjalan seperti biasa," katanya kepada ANTARA.

Pelajar Indonesia di Melbourne dan sekitarnya sudah cukup mengetahui cara pencegahan dan pengobatan wabah itu melalui media masa, sehingga tidak tampak kekhawatiran luar biasa mengenai wabah flu babi tersebut, katanya.

Wabah flu babi di Australia itu mendorong pihak terkait di sejumlah negara bagian, seperti, Victoria dan Queensland, menutup sementara waktu sejumlah sekolah setelah ada di antaranya siswanya terjangkit penyakit itu.

Selain itu, petugas kesehatan negara bagian tersebut memusatkan pelayanan mereka pada warga dianggap paling rentan terserang virus flu itu. Mereka adalah manusia lanjut usia, pelajar sekolah, pasien rumahsakit dan yang berpenyakit menahun.

Di antara penderita baru H1N1 itu adalah Ben Hannant, pemain Liga Rugby Nasional dari klub Canterbury Bulldogs Queensland sekembali dari memperkuat timnya dalam pertandingan melawan klub New South Wales di Melbourne pada 3 Juni.

Peningkatan tajam jumlah penderita flu babi di Australia itu mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar pertemuan darurat pada pekan ini.

Ketua WHO Margaret Chan, seperti dikutip BBC, mengatakan keadaan di delapan negara dengan jumlah besar penderita flu babi di dunia, termasuk Australia, menunjukkan tanda pandemi.

Sejak WHO mengumumkan ancaman wabah flu babi pada 24 April, sudah 75 negara terjangkit dengan 27.737 penderita dan jumlah penderita meninggal mencapai sedikit-dikitnya 141 orang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009