London (ANTARA News/AFP) - Dolar AS melemah terhadap euro dan yen pada Kamis waktu setempat, terpukul oleh kekhawatiran tentang masa depannya sebagai mata uang cadangan utama dunia dan masih meningkatnya yield (imbal hasil) obligasi AS, kata para dealer.

"Dolar AS masih di bawah tekanan pada beberapa bidang," kata Stuart Bennett, seorang analis pada French bank Calyon.

Dalam perdagangan terakhir sore di London, mata uang tunggal Eropa naik menjadi 1,4086 dolar, naik dari 1,3978 dolar di New York pada Rabu sore.

Terhadap mata uang Jepang, dolar jatuh menjadi 97,87 yen dari 98,12 yen pada Rabu.

"Selera risiko terus meningkat, terbantu oleh beberapa data investasi yang bergairah (bullish) dari China dam Beige Book AS," sebuah laporan ekonomi utama yang dirilis oleh Federal Reserve pada Rabu, kata Bennett.

Meningkatnya selera untuk risiko cenderung memicu euro, yang dipandang sebagai opsi kurang aman daripada dolar.

Bennett menambahkan bahwa kecenderungan meningkatnya yield pada obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah AS juga menekjan dolar. Yields pada obligasi suku bunga tetap naik karena harganya turun, yang mengindikasikan berkurangnya permintaan investor.

"Dolar masih rapuh jelang lelang obligasi negara berjangka 30 tahun hari ini (obligasi AS) di tengah kekhawatiran hilangnya selera mereka terhadap aset-aset AS,"kata dia.

"Dolar masih ditangkap antara dua kekuatan kontradiksi," kata analis Cylon lainnya, Sebastien Barbe.

"Pada satu tangan, isu diversifikasi cadangan valuta asing yang memberikan kesan pintu terbuka untuk pelemahan dolar lebih lanjut. Di tangan lainnya, sinyal dari stabilisasi dalam akumulasi AS."

Dolar terpukul oleh berita bahwa pejabat terkemuka bank sentral Rusia mengatakan Moskow akan mengganti sebagian dari cadangannya dari obligasi negara AS ke dalam obligasi Dana Moneter Internasional (IMF) dan deposito bank komersial.

Deputi I wakil pimpinan bank sentral, Alexei Ulyukayev, seperti dikutip mengatakan, "jendela kesempatan telah muncul untuk bekerja dengan isntrumen lainnya".

Komentarnya juga menggemakan kekhawatiran anggota lainnya dari BRIC, kelompok ekonomi sedang tumbuh terkemuka, Brasil, Rusia, India dan China, yang telah menyinggung kemungkinan membeli obligasi IMF, kata kepala strategi SMBC Daisuke Uno.

Para pemimpin negara-negara BRIC akan bertemu pekan depan di Moskow, dimana peran dolar sebagai mata uang cadangan global akan dibicarakan.

Perdagangan valas lainnya Kamis, pound Inggris mencapai posisi tertingginya terhadap euro untuk lebih dalam enam bulan terakhir.

Pada pasar obligasi, meningkatnya yield yang dipandang sebagai sebuah bahaya terhadap pemulihan ekonomi, sejak mereka dapat mendorong kenaikan suku bunga lainnya, termasuk suku bunga untuk mortgage (KPR), menghambat pasar perumahan yang rentan.

Yield obligasi negara berjangka 10-tahun naik ke posisi tertinggi 3,99 persen.

Dalam perdagangan terakhir di London, Kamis, euro dipindahtangankan pada 1,4086 dolar terhadap 1,3978 dolar pada Rabu sore, pada 137,85 yen (137,18), 0,8518 pound (0,8543) dan 1,5107 franc Swiss (1.5109).

Dolar berada pada 97,87 yen (98,12) dan 1,0726 franc Swiss (1,0807). Pound berada pada 1,6535 dolar (1,6360).(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009