Yogyakarta (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mengeluarkan biaya ekstra Rp200 juta untuk membiayai kontes robot tingkat nasional yang digelar dua hari, 13-14 Juni.

"Biaya penyelenggaraan secara nasional memang ada, tetapi dana yang diberikan tidak cukup karena di dalamnya termasuk dana pembinaan untuk masing-masing robot peserta kontes," kata Haryanto, Direktur Kemahasiswaan UGM, disela-sela kontes robot nasional, di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, UGM menerima dana sebesar Rp1,9 miliar untuk penyelenggaraan kontes robot, tetapi hampir Rp500 juta diantaranya digunakan untuk pembinaan robot peserta, padahal pembuatan arena perlombaan juga membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Guna memenuhi arena perlombaan dengan stadar internasional, dana pembuatan arena untuk ketiga jenis perlombaan yaitu Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) diperlukan dana lebih dari Rp150 juta.

"Mulai dari cat dan bahan arena perlombaan harus benar-benar sesuai dengan spesifikasi internasional karena pemenang dari kontes robot nasional ini akan mengikuti perlombaan internasional," katanya sambil berharap dana itu diberikan terpisah.

Namun demikian, Haryanto menyatakan, UGM tidak berkeberatan harus mengeluarkan dana ekstra untuk membiayai perlombaan kontes robot nasional.

"Ini untuk kemajuan, dan dananya diambilkan dari RKAT (rencana kegiatan anggaran tahunan), jadi tidak masalah," katanya.

Pada saat menjadi tuan rumah kontes robot regional III Mei lalu, UGM juga harus mengeluarkan tambahan dana Rp80 juta meski mendapat Rp550 juta untuk penyelenggaran acara itu.

Dalam kontes robot nasional tersebut, UGM mengirimkan enam tim dengan masing-masing robot menghabiskan dana Rp50-Rp60 juta.

"Dananya dari fakultas, jurusan dan universitas. Ketiganya saling bantu," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009