Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Azumardi Azra mengatakan, pemilih mengambang (swing voter) cenderung menunggu dalam menentukan pilihannya pada Pilpres nanti.

"Pemilih seperti ini masih menunggu. Namun satu-satu sudah ada yang goyang untuk memilih capres tertentu," katanya di Jakarta, Sabtu.

Guru Besar Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini mengatakan, berbagai perkembangan terkini di negara ini seperti jatuhnya pesawat hingga beberapa kali akan mempengaruhi "swing voter."

Di samping itu, respons capres-cawapres dan tim pendukungnya dalam menanggapi berbagai peristiwa, juga akan banyak mempengaruhi "swing voter" yang lebih rasional, dan terdidik.

"Misalnya pada Jumat sore, saya menonton wawancara JK (Jusuf Kalla) dengan wartawan yang menanyakan responnya terhadap helikopter yang jatuh di Bogor. Kata JK, bila dia jadi presiden akan menaikkan anggaran TNI," kata Azyumardi Azra.

Isu serupa ditanyakan kepada salah seorang juru bicara presiden yang juga tim kampanye Susilo Bambang Yudhoyono yang dijawabnya Presiden masih menunggu laporan lengkap menyangkut musibah itu.

"Hal-hal seperti inilah yang akan mempengaruhi sikap swing voter," kata Azyumardi.

Menjawab hasil survei, Azyumardi menengarai ada upaya merekayasa secara psikologis politik agar Pemilu Preside (pilres) berjalan hanya satu putaran.

"Kalau dilakukan penelitian secara cermat, hasil surveinya bisa akan berbeda dari yang sudah diumumkan. Bahkan, kalau kini tanya pengamat dan kelompok terdidik, dan kalangan media, akan diketahui capres-cawapres mana yang lebih baik," kata Azyumardi.

Ia mengaku tidak mempercayai Pilpres 2009 akan berlangsung satu putaran, apalagi bila melihat dukungan terhadap Partai Demokrat yang merespresentasikan Yudhoyono (SBY) pada Pemilu Legislatif.

"Dukungan terhadap Partai Demokrat hanya sekitar 20,85 persen. Pertanyaannya apakah bisa tingkat keterpilihan SBY bisa melompat jadi 70 persen?" tanyanya.

Azyumardi mengatakan, rakyat tidak bisa dibohongi melalui hasil-hasil survei, apalagi saat ini sumber informasi sudah sangat banyak yakni bisa melalui HP dan internet.

"Sms dan email sangat banyak mempengaruhi masyarakat saat ini," kata Azyumardi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009