Seoul,(ANTARA News) - Korea Utara diduga telah membangun tempat-tempat uji coba nuklir bawah tanah lagi di distrik timur laut, di mana negara itu melakukan dua uji coba pertama, kata satu laporan berita.

Sumber-sumber intelijen Korea Selatan dikutip oleh kantor berita Yonhap mengatakan, Korea Utara telah membangun dua atau tiga tempat semacam di dan sekitar Punggyeri di distrik Kilju, di dekat pantai, demikian dikutip dari AFP.

Sumber-sumber intelijen Amerika Serikat (AS) dikutip oleh jaringan-jaringan TV Amerika mengatakan pekan lalu, bahwa Korea Utara bertekad untuk merespon sanksi-sanksi baru Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan uji coba nuklir ketiganya.

"Namun belum ada tanda-tanda persiapan-persiapan untuk uji coba ketiga tersebut," kata seorang sumber kepada Yonhap.

Berita-berita perkembangan nuklir negara Stalinist garis keras itu muncul pada saat Presiden Korea Selatan, Lee Myung-Bak, bertolak untuk mengadakan pembicaraan-pembicaraan dengan Presiden AS, Barack Obama, mengenai meningkatnya ketegangan-ketegangan dengan Korea Utara. Sedangkan Obama diperkirakan akan menegaskan kembali komitmen-komitmen keamanan kepada sekutu AS itu.

Masalah-masalah perdagangan dan ekonomi juga akan dibahas dalam pertemuan tingkat tinggi Selasa.

Dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya mengenai masalah program nuklir Korea Utara, surat kabar JoongAng Ilbo mengutip sumber-sumber intelijen mengatakan, para pejabat Korea Selatan dan AS telah meningkatkan pemantauan satelit terhadap 11 fasilitas bawah tanah bagi kemungkinan uji coba itu.

Dikatakan bahwa beberapa tempat di bagian utara negara dan termasuk Kumchang-ri di barat laut, yang dicurigai pada 1998 kemungkinan adalah fasilitas atom yang dirahasiakan.

AS telah memberikan 600.000 ton bantuan pangan kepada Korea Utara sebagai imbalan untuk perizinannya menginspeksi tempat tersebut, tetapi kunjungan-kunjungan AS pada 1999 ternyata hanya menemui terowongan-terowongan kosong.

Satu sumber intelijen mengatakan kepada AFP, bahwa aktivitas Korea Utara dipantau secara ketat, namun adalah tidak benar bahwa 11 tempat itu yang diamati.

"Adalah tidak mudah untuk mengambil sejumlah pilihan yang mungkin menjadi tempat-tempat uji coba nuklir, dan memantau semua tempat mereka secara ketat," kata seorang pejabat kepada Yonhap.

"Pada 2006 kami telah mencatat sejumlah tempat yang dicurigai sebagai fasilitas nuklir Korea Utara, untuk kemungkinan verifikasi. Namun kami tak bisa memutuskan bahwa fasilitas-fasilitas itu semua kemungkinan tempat-tempat uji coba nuklir."

Dinas Intelijen Nasional menolak untuk memberikan komentarnya mengenai laporan-laporan media itu.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009